Intelijen Mesir: Israel Remehkan Serangan Pejuang Hamas
Ilustrasi bom yang menghantam Gaza Palestina-Tangkapan Layar X-
Disisi lain, para menteri luar negeri Liga Arab siapkan tindakan politik untuk menghentikan agresi Israel saat bertemu di ibu kota Mesir, Kairo, pada hari Rabu, 12 Oktober mendatang.
Menurut pernyataan wakil ketua Liga Arab, Hossam Zaki, para pemimpin akan membahas “cara mengambil tindakan politik” di “tingkat Arab dan internasional,” untuk mengakhiri kekerasan sebagai tanggapan atas permintaan Palestina.
Hingga kini, jumlah korban tewas akibat serangan balasan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza telah meningkat menjadi 560 orang, dan sekitar 2.900 warga lainnya terluka, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov juga mempertanyakan sikap AS dan sekutunya mengenai konflik antara Israel dan pejuang Hamas setelah melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal Liga Negara-negara Arab, Ahmed Aboul Gheit di Moskow.
“Kami telah mendengar pernyataan relevan dari rekan-rekan kami di Barat, yang mengutuk serangan terhadap Israel. Kami berharap mereka juga akan mulai mendesak agar permusuhan dihentikan,” kata Lavrov.
“Namun, alih-alih menyerukan semacam perundingan damai, negara-negara Barat bersikeras bahwa “segala sesuatunya harus segera dihentikan, Israel harus menang, teroris harus dihancurkan, titik,” kecamnya.
Dampak perang dengan pejuang hamas Palestina selama 3 hari juga membuat nilai Shekel, mata uang Israel anjlok 3% terhadap dolar AS pada hari Senin, 9 Oktober.
Nilai mata uang Israel kini mencapai sekitar 3,96 terhadap dolar AS, menandai level terlemah dalam delapan tahun terakhir.
Hal ini terjadi seiring eskalasi konflik antara pasukan keamanan Israel dan kelompok militan Hamas Palestina di Gaza yang dimulai sejak hari Sabtu, 7 Oktober, kemarin.
Tidak hanya nilai mata uang yang terkena dampak, indeks saham benchmark Israel, TA-35, juga turun pada hari Senin, mengalami penurunan sebesar 0,3% dan melanjutkan penurunan sebanyak 6,5% dari hari sebelumnya.
Bursa saham di seluruh Timur Tengah juga mengalami penurunan akibat kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas.
Indeks benchmark Dubai mengalami penurunan sebanyak 2,8%, EGX 30 Mesir turun 0,6%, dan Indeks Saham Tadawul Arab Saudi merosot sebanyak 0,55%.
Bank of Israel sendiri telah mengumumkan rencana untuk menjual valuta asing sebanyak hingga $30 miliar dan memperpanjang hingga $15 miliar melalui mekanisme swap.
Ini merupakan langkah pertama dalam upaya mendukung nilai shekel sejak regulator mengizinkan mata uang domestik untuk diperdagangkan secara bebas.
"Bank akan beroperasi di pasar selama periode mendatang untuk mengendalikan volatilitas nilai tukar shekel dan menyediakan likuiditas yang diperlukan untuk menjaga fungsi pasar yang stabil," demikian pernyataan yang dirilis pada hari Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: