Roberto Donadoni Menolak Dijual ke Juventus Demi AC Milan: Presiden Atalanta Memutuskan Menjual Saya ke Juve

Roberto Donadoni Menolak Dijual ke Juventus Demi AC Milan: Presiden Atalanta Memutuskan Menjual Saya ke Juve

Roberto Donadoni dan Marco Van Basten -Tangkapan Layar @UEFA.com-

RADARTASIK.COM - Roberto Donadoni menolak dijual ke Juventus dan memilih AC Milan, dan mengakui saat itu Presiden Atalanta sudah memutuskan menjualnya ke Nyonya Tua dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport.

Donadoni memulai karirnya di Atalanta pada tahun 1979 dan bermain sebagai gelandang tengah selama tujuh tahun.

Puncak karir klub Donadoni terjadi ketika ia bergabung dengan AC Milan pada tahun 1986. Selama masa tersebut, ia meraih banyak prestasi, termasuk beberapa gelar Serie A, Piala Italia, Liga Champions UEFA, dan Piala Super UEFA. 

Ia menjadi bagian penting dari era kejayaan AC Milan di bawah manajer seperti Arrigo Sacchi dan Fabio Capello.

BACA JUGA:Legenda AC Milan Akui Bek Napoli Ancam Patahkan Kakinya Jika Lewati Garis Tengah

Setelah meninggalkan AC Milan pada tahun 1996, Donadoni pindah ke Amerika dan bermain selama satu musim sebelum kembali lagi ke Milan.

Donadoni menceritakan bagaimana ia memilih AC Milan ketika Presiden Atalanta ingin menjualnya ke Juventus. 

"Bortolotti, presiden Atalanta, telah memutuskan untuk menjual saya ke Juve, namun saya mendapatkan dukungan dari direktur olahraga Previtali yang mendorong saya untuk bergabung dengan Milan," kata Donadoni.

Ia juga membagikan kenangan terbaiknya selama bermain untuk AC Milan, yang terjadi saat mereka mengalahkan Steaua Bucharest di Final Piala Champions tahun 1989.

BACA JUGA:Legenda Juventus Terpesona dengan Permainan AC Milan: Pemain Baru Rossoneri Beri Dampak Besar

Final Piala Champions berlangsung pada tanggal 24 Mei 1989 di Camp Nou, Barcelona, dan AC Milan keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 4–0 melalui dua gol dari Ruud Gullit dan Marco Van Basten. 

"Pertandingan terbaik di Milan adalah Final Piala Champions tahun 89 melawan Steaua,” kenangnya. 

“Kami memainkan pertandingan yang lebih baik dan mengalahkan lawan yang lebih kuat, namun itu adalah titik balik yang memproyeksikan kami ke dimensi lain, kami membuat mereka terlihat biasa-biasa saja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: