Ini Penjelasan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Terkait Kenaikan Harga Beras

Ini Penjelasan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Terkait Kenaikan Harga Beras

Nuraedidin, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya. istimewa--

Ini Penjelasan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Terkait Kenaikan Harga Beras

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya membantah bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh gagal panen akibat musim kemarau. 

Kenaikan harga beras yang kini menjadi sebesar Rp 14.000 per kilogram tidak disebabkan oleh gagal panen melainkan oleh faktor-faktor lain.

Nuraedidin, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya, menjelaskan bahwa informasi tentang kenaikan harga beras akibat gagal panen tidak akurat. 

BACA JUGA:Logo Hari Ulang Tahun Kota Tasikmalaya ke-22 Mengandung Makna Tasik Asik, 5 Finalis Telah Terpilih

"Tidak benar bahwa kenaikan harga beras terjadi karena gagal panen. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga beras, seperti distribusi dan masuknya pengusaha penggilingan besar dari luar Kabupaten Tasikmalaya yang menyebabkan persaingan harga," ujarnya kepada radartasik.com, Selasa 29 Agustus 2023.

Persaingan harga ini, terang dia, berdampak pada meningkatnya biaya pengiriman, yang kemudian mempengaruhi ketersediaan pasokan dan harga kebutuhan pokok. 

"Bahkan, pasokan beras di Tasikmalaya lebih dari cukup, terbukti dari data produksi yang melebihi konsumsi selama periode Januari hingga Juli 2023, dengan surplus sebesar 31.832,13 ton beras. Asumsi ini didasarkan pada jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1,9 juta jiwa," terangnya.

Nuraedidin juga menjelaskan bahwa sebagian padi memang tidak selalu dapat dipanen karena berbagai alasan seperti hama, penyakit, dan kondisi iklim. 

BACA JUGA:Senangnya Alumni Inggris Debut Bersama Persib, Posisinya Striker, Punya Kecepatan dan Penempatan Posisi Bagus

Meskipun ada sejumlah lahan pertanaman dengan kondisi ringan tercatat di Kecamatan Bojongasih dan Rajapolah seluas 21 hektare dari total luas pertanaman 28.345 hektare, dan luas lahan yang rentan mengalami kekeringan mencapai 137 hektare.

"Hingga kini tidak ada laporan mengenai puso (gagal panen)," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: