Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Nikah Makin Kuat Usai Perang Sumedang dan Cirebon

Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Nikah Makin Kuat Usai Perang Sumedang dan Cirebon

Mahkota Binokasih Warisan Padjajaran kepada Raja Sumedang, Mitos orang Sunda dan Jawa terlarang nikah makin kuat usai perang Sumedang dan Cirebon yang bersuku Jawa.-Istimewa-

Lagi-lagi ini karena patih Jayaperkasa yang memberikan masukan ke Prabu Geusan Ulun.

Bagi Jayaperkasa polemik ini merupakan kesempatannya membalas dendam ke Cirebon.

Sebab Cirebon bersama Banten yang menyebabkan Kerajaan Padjajaran yang dicintai Jayaperkasa, runtuh.

Prabu Siliwangi mengutusnya ke Sumedang Larang menyerahkan kekuasaan kepada Prabu Geusan Ulun.

BACA JUGA: Presiden AC Milan: Berlusconi Mengajari Kami Cara Menang Sambil Bersenang-senang

Simbol peralihan kekuasaan oleh Prabu Siliwangi dititipkan kepada Jayaperkasa Mahkota Binokasih untuk diberikan kepada Raja Sumedang Larang.

Prabu Siliwangi kemudian pergi ke bagian selatan Padjajaran dan moksa atau menghilang dengan raganyam

Tempat itu sekarang dikenal sebagai daerah selatan Garut, Leuweung Sancang, berada di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut Jawa Barat.

Atas peristiwa itulah Jayaperkasa mengatur cara membalas dendam. 

Kisah cinta Puteri Harisbaya dan Prabu Geusan Ulun dia manfaatkan.

Meletuslah perang antara Cirebon dan Sumedang.

Jayaperkasa begitu semangat memerangi pasukan Cirebon. Perang.

Peperangan itu memang berakhir damai. Hal itu setelah ada upaya diplomasi dari kedua belah pihak.

Kesepakatan mengakhiri perang dengan konsekuensi Sumedang menyerahkan sebagian wilayahnya yaitu Sindangkasih, sekarang bernama Majalengka.

Lalu Puteri Harisbaya diceraikan Panembahan Ratu I untuk kemudian dinikahi Prabu Geusan Ulun sebagai istri kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: