Sistem Pengereman Kereta Api dan Alasan Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak, Awas Jangan Menerobos

Sistem Pengereman Kereta Api dan Alasan Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak, Awas Jangan Menerobos

Ilustrasi kereta api.-kai.id-

Semakin panjang dan berat rangkaiannya maka jarak yang dibutuhkan kereta api untuk berhenti akan semakin panjang.

BACA JUGA:Arkeolog Menemukan Kota Kuno Machu Picchu, Hari ini di Masa Lalu

Rata-rata satu rangkaian kereta api penumpang terdiri dari 8 sampai 12 kereta (gerbong) dengan bobot kereta api mencapai 600 ton.

Bobot tersebut belum ditambah dengan bobot penumpang dan barang bawaannya.

Dengan panjang dan berat rangkaian kereta api maka membutuhkan energi yang sangat besar untuk membuat rangkaian kereta api bisa berhenti.

2. Sistem pengereman

BACA JUGA:Kenapa Persebaya Kehilangan 7 Poin? Jajaran Pelatih Dipanggil untuk Evaluasi Sebelum Tandang ke Jakarta

Kereta api di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem pengereman jenis rem udara.

Sistem pengereman jenis udara ini cara kerjanya yaitu dengan mengkompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengiriman maka udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil yang berada di sepanjang roda dan akan membuat friksi pada roda.

Friksi pada roda itulah yang akan membuat kereta api jadi berhenti.

BACA JUGA:Momen Haru Para Pelajar SDN 3 Gunung Lipung Tasikmalaya di Hari Anak Nasional, Basuh Kedua Kaki Orang Tua

Meskipun kereta api telah dilengkapi dengan sistem pengereman darurat, tetap saja rem tersebut tidak bisa membuat kereta api berhenti secara mendadak.

Rem darurat hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.

Dengan demikian walaupun masinis telah melihat ada yang menerobos palang kereta api dan melakukan proses pengereman, maka tetap saja membutuhkan suatu jarak pengereman agar kereta api benar-benar berhenti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: pt kai