Lagi-lagi! UIN Bandung Jadi Nomor 1 PTKIN Terbaik dan Masuk Top 59 Kampus Terbaik di Indonesia

Lagi-lagi! UIN Bandung Jadi Nomor 1 PTKIN Terbaik dan Masuk Top 59 Kampus Terbaik di Indonesia

UIN Bandung jadi nomor 1 PTKIN terbaik dan masuk top 59 kampus terbaik di Indonesia.--Suryadi/Radartasik.com--

BANDUNG, RADARTASIK.COMUIN Sunan Gunung Djati atau UIN Bandung jadi nomor 1 PTKIN terbaik di Indonesia.

UIN Bandung kembali meraih peringkat 1 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terbaik versi Scimago Institutions Rankings (SIR) 2023.

Sebelumnya, UIN Bandung meraih rangking pertama PTKIN terbaik di Indonesia versi Webometrics Ranking of World Universitas periode Februari 2023.

Pemeringkatan kampus yang terbaru dilakukan oleh Scimago dengan merilis top 59 kampus terbaik di Indonesia pada tahun 2023.

BACA JUGA: KEREN! Ingin Kelor Imbangi Ginseng Korea, Simak Permintaan Menteri Kesehatan

BACA JUGA: Tips Cara Aman Menghindari Bahaya di Jalan Raya, Salah Satunya Gunakan Perlengkapan Berkendara

Dari jumlah tersebut, terdapat 2 PTKIN yang masuk daftar kampus terbaik di Indonesia yaitu UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berada di peringkat ke-16 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta peringkat ke-54.

Sementara itu, Universitas Indonesia alias UI menempati peringkat 1 perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Dikutip dari laman lp2m.uinsgd.ac.id, Scimago melakukan perhitungan berdasarkan tiga indikator di antaranya kinerja penelitian (50 persen), hasil inovasi (30 persen) dan dampak sosial (20 persen) yang diukur dengan visibilitas web.

Pertama, penilaian kategori riset mencakup jumlah jurnal, kolaborasi internasional, keterbukaan akses, High Quality Publications (Q1), dan jumlah publikasi berkualitas yang banyak mendapatkan sitasi publik.

BACA JUGA: ENAKNYA! Uang Bansos Langsung Diantar Door to Door ke Rumah, Skema Pencairan Bansos Tahun 2023

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Pangandaran Mulai Merangkak Naik

Indikator kedua, yakni penilaian inovasi meliputi penilaiannya antara lain meliputi jumlah publikasi yang disitasi dalam paten dan jumlah aplikasi paten yang dihasilkan.

Ketiga, kategori dampak sosial dihitung berdasarkan jumlah ’mention’ publikasi di berbagai platform media sosial serta jumlah kunjungan ke website institusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: