Kelompok KKN 68 Unpad Kolaborasi dengan Ponpes Bani Husen Atasi Masalah Kesehatan Santri

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Kelompok Kuliah Kerja Nyata atau KKN 68 Unpad kolaborasi dengan Ponpes Bani Husen Kabupaten Pangandaran.

Kedua belah pihak melakukan berbagai terobosan dalam atasi masalah kesehatan santri di pondok pesantren. Tidak hanya masalah kulit.

Kegiatan ini sejalan dengan tema KKN sekarang yakni ”Penyuluhan dan Pelatihan Kader Pesantren Peduli Penyakit Kulit (Scabies) di Pondok Pesantren Bani Husen”.

Ketua Kelompok KKN 68 Muhammad Fauzan Nabil mengatakan dalam kegiatan ini tidak sekadar menyampaikan informasi dalam bentuk penyuluhan yang bersifat satu arah.

BACA JUGA: Siap-siap! KRIS BPJS Kesehatan Akan Diberlakukan Tahun 2023, Apa Keuntungan Bagi Pasien?

Pihaknya justru melakukan kerja sama bersama pondok pesantren menciptakan berbagai program baru sebagai terobosan dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

”Bahkan siap menjadikan Pondok Pesantren Bani Husen sebagai percontohan bagi pesantren lain yang ada di Jawa Barat,” katanya.

Program kolaborasi yang dilakukan kelompok KKN 68 Unpad bersama dengan Pondok Pesantren Bani Husen, antara lain pemeriksaan kesehatan santri, pembentukan dokter kecil, pembentukan sistem lingkungan pesantren berbasis PHBS.

Selain itu, penyuluhan kesehatan yang dikolaborasikan dengan budaya pondok pesantren, gerak sehat bersama santri, hingga terlibat dalam perayaan hari besar pondok pesantren.

BACA JUGA: Resep Sambal Terasi Khas Sunda, Cocok untuk Dinikmati dengan Aneka Lalapan

Berbagai program yang dilakukan merupakan hasil dari observasi mendalam. Hasil observasi dirumuskan dengan berbagai metode mulai dari metode Design Thinking, SWOT, dan SCAMPER.

”Kemudian diolah kembali dengan memasukkan berbagai teori di dalamnya yang berasal dari basis keilmuan berbeda. Mulai dari Medical Complex, Saintek, hingga Soshum,” katanya.

Berkat dukungan penuh Pondok Pesantren Bani Husen, kelompok KKN Unpad 68 mampu mengolaborasikan pencegahan dan penanganan terhadap scabies dan penyakit lainnya yang mungkin terjadi di pondok pesantren.

”Dengan menggabungkan sudut pandang keilmuan modern seperti kedokteran dengan sudut pandang keagamaan dalam perihal menjaga kebersihan dan kesehatan,” ucapnya.

Sumber: