Ungkapan Kesedihan Christian Panucci Saat Berpisah dengan AC Milan: Saya Sangat Menderita karena Arrigo Sacchi

Ungkapan Kesedihan Christian Panucci Saat Berpisah dengan AC Milan: Saya Sangat Menderita karena Arrigo Sacchi

Christian Panucci-Tangkapan Layar Instagram-

RADARTASIK.COM - Mantan Legenda AC Milan Christian Panucci menceritakan momen perpisahannya dengan Rossoneri yang saat itu dilatih Arrigo Sacchi.

Menjadi tamu di saluran Twitch Milan, kesedihan Christian Panucci saat berpisah dengan AC Milan terungkap, ia mengatakan, “Saya sangat menderita karena Arrigo Sacchi, dia tidak menyukai saya”.

Christian Panucci mengakhiri kisahnya bersama AC Milan tahun 1996, setelah bergabung dari Genoa tahun 1993, ia memenangkan dua gelar Serie A dan Liga Champions UEFA pada tahun 1994 dengan mengalahkan Barcelona 4-0.

Musim 1996-97, AC Milan ditinggal Fabio Capello yang melatih Italia, sebagai gantinya, Rossoneri mendatangkan Oscar Washington Tabarez.

BACA JUGA:Ini Cara Mewarnai Rambut Wanita Sesuai dengan Undertone Kulit, Cobain Yuk

AC Milan mengawali musim dengan buruk dibawah Tabarez, mengalami beberapa kekalahan di awal liga, Berlusconi akhirnya memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menembalikan kejayaan Rossoneri.

Di era kedua  Arrigo Sacchi lah Christian Panucci berpisah dengan AC Milan, karena jarang mendapatkan tempat di starting line up.

Ungkapan Kesedihan Christian Panucci saat berpisah dengan AC Milan diceritakan saat sang bek legendaris tersebut menjadi bintang tamu di saluran Twitch Milan.

“Saya sangat menderita karena Arrigo, yang sekarang memiliki hubungan baik dengan saya, tiba, tetapi dia terikat dengan para pemainnya,” kata Panucci. 

BACA JUGA:Dulang Rezeki Dari Daur Ulang Sampah, BRI Bantu Usaha Mikro di Jayapura

“Jadi dia melihat anak ini sedikit bersemangat dan dia tidak menyukai saya. Ketika Anda mengerti bahwa Anda tidak dapat tinggal di suatu tempat lagi, tempat yang sangat dekat dengan saya dan saya akan pergi,” lanjutnya.

Panucci datang ke AC Milan sebagai pemain cadangan karena ada Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, dan Mauro Tassotti.

Ia akhirnya masuk ke starting line-up, bertahan dengan Rossoneri hingga 1996 dan kemudian bergabung dengan Real Madrid.

“Saya akan selalu berterima kasih kepada Berlusconi dan Galliani, di sana saya memenangkan dua Scudetti, Piala Super, Liga Champions,” akunya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sempre milan