Radikal Shofa

Radikal Shofa

--

Zaenol Abidin

Kmrn, Kamis, 15 Des, saya 'nekad' mendatangi tempat 'praktek' drh Yuda di Magelang. Setelah berkendara 6 jam persis, akhirnya dapat menemukan rumah tempat praktek beliau. Tahunya tempat prakteknya dari google search. Benar sekali, banyak 'pasien' yang nampaknya orang yang punya kemampuan ekonomi. Ini karena juga untuk sekali suntik, yaitu 2 ampul, tidak lah murah. Drh Yuda sangat ramah, orangnya santai sekali. Beliau 'praktek' didampingi istrinya, yang mengatur flow pasien. Sepertinya tidak cukup datang hanya sekali. Harus sampai 5 - 6 kali. Yang domisili di pulau Jawa, ampul berikut alat suntik bisa di-'beli', dibawa pulang. Proses penyuntikan selanjutnya dilakukan sendiri. 

Johannes Kitono

Wow P ZA, dengan tarif begitu tinggi yang tadinya pengin perkasa bisa susut lagi. Seperti rumput Puteri Malu tersentuh. Anyway semoga kenekadkan P ZA membawa manfaat bagi kesehatan. Thx jk 

Sistop Tanjung

Andai saja drh Yuda Kerjasama dgn dr Karina saya antri pertama untuk mlorotin celana 

Sistop Tanjung

sepintar2 nya laki-laki kalau bini yg marah bisa langsung goblok mendadak

Leong putu

Dari Jakarta pergi Manado / Antar anak STM magang / Istri suka cita diberi kado / Apa daya ATM saya tak pegang / ... #curhat

Yuli Triyono

Libur kerja pergi ke Jakarta / Jangan lupa mencoba naik bemo / Sesenang senangnya istri diberi kado / Lebih senang diberi bunga deposito.

Erik Tapan

Banyak terima kasih Pak Dahlan sudah membantu mempopulerkan Terapi Sel di masyarakat. Menjawab pertanyaan Bpk, "Harus, diapakan orang seperti Yuda ini?" Ijinkan kami menyumbang saran. Mudah-mudahan berkenan. Kami tidak meng_under-estimate_ kepakaran kolega Drh Yuda soal utak-atik sel & protein. Hanya jika Pak Dahlan dalam tulisannya, bertanya, "Harus diapakan orang seperti Yuda ini? ' Ijinkan kami menyumbang saran. Semoga bisa didiskusikan dan ditindaklanjuti. Biar bagaimana pun, Drh Yuda adalah salah satu aset bangsa yang sangat berharga. Agar bisa berpraktik sesuai aturan yang ada di Indonesia, Drh Yuda perlu membentuk tim. Di mana dalam tim tersebut ada dokter spesialis sesuai dengan penyakit yang bisa disenbuhkan, seperti Penyakit Dalam, Saraf, dll. Hal ini umum di dunia terapi sel. Ada dokter operator/klinisi (dokter manusia) dan ada periset (bisa dari disiplin ilmu life science apa saja, tidak harus dokter). Ini juga bisa melindungi Drh Yuda kalau-kalau suatu saat suntikannya mengakibatkan alergi, dll. Kenapa disebut periset, karena sampai saat ini, terapi sel di Indonesia masih digolongkan sebagai terapi yang sedang dalam penelitian. Setiap terapi, perlu selalu di-evaluasi dan dilaporkan. Yang kedua, laboratorium tempat pengolahan produk Drh Yuda, harus bisa di- _approved_ oleh Instansi terkait, seperti Kemenkes/BPOM. Hal ini tentu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja terjadi. Misalnya produk tercemar bahan ... lengkapnya bisa di-search Kom

Johannes Kitono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait