Radikal Shofa

Radikal Shofa

--

Duwidmu duwidku. Duwidku duwidku. Aku gag perlu bunga, harumnya cuma sebentar dan cepet layu. Aku perlu kasih sayangmu yang asli, yang lama mewanginya.......BUNGA BANK. Wah dasar mbelgedes, samimawon.

ary hana

Tentu saja drh yudha tidak menjawab, karena sekarang semakin banyak 'musuh'-nya dan ingin menjatuhkannya efek tulisan pak dis. Drh Yudha dapat sistem pemisahan 'protein-sel' itu saat bekerja di lab selama berbulan2 bahkan sering tidak tidur. Di masa kuliah di korsel, dia mengajukan diri sebagai peneliti di lab agar dapat uang saku tambahan. Di lab sana dia bebas mengamati dan mengembangkan ilmunya. Jadi kisahnya mirip drh indro yang bisa mengamati perilaku virus di lab juga. Kenapa dr biasa ga bisa menemukan hal2 baru seperti ini? Karena dr biasa lebih disibukkan dg urusan menyembuhkan manusia, bukan di lab. 

Fa Za

"kalau ke drh Yuda jangan minta diagnosis. Juga jangan minta diperiksa. Beliau tidak mau melakukan itu. Beliau tahu dirinya bukan dokter.  Maka beliau juga tidak akan bertanya Anda sakit apa. Beliau tidak praktik sebagai dokter. Hanya saja drh Yuda punya protein-sel. Bikinannya sendiri. Ia bisa dan mau menyuntik Anda dengan suntikan protein-sel tersebut." Kalimat ini menjawab soal SIP yg diperdebatkan kemarin. Dalam artian, drh Yuda tidak perlu SIP karena tidak prakrek sebagai dokter.

No Name

Abah kok tahu ya kalo "full keriting"? Saya yakin yg bisa njawab hanya Bli Leong

Leong putu

Wkwkwk.... Mungkin tebakan Abah begitu, atasnya keriting otomatis yang bawah juga. Abah gak tau kalau yang bawah sudah di rebounding... Hahahaha

Jimmy Marta

Karina bahkan pernah meneliti sekratom untuk pengobatan covid-19. Belum tuntas sudah heboh besar. Jadi heran, kok penelitian bisa heboh..!. Penelitian lab itu mestinya kegiatan sunyi senyap. Ditempat sepi tanpa publikasi. Kalau penelitian model survey2 an itu layaklah jk bikin heboh. Respondennya gk jelas, selalu dirahasiakan- hanya disebut sekian orang-. Pertanyaannya kadang rancu -membingungkan responden- . Tahu2 dah diumumkan saja si A, si B dan si C dipilih sekian persen...hehe. Saya punya saran ke DR Karina. Tiru cara di film. Lab nya dibikin tersembunyi di bawah tanah. Akses nya dibuat terbatas. Pake remote, kartu gesek, sidik jari, pemindai mata, wajah dan rambut. Dijamin gk akan heboh...

Wahyudi Kando

Kalau Mau Posting Komentar seperti pesawat mau landing landasan ketutupan awan, lagi baca tiba tiba iklan nongol, baca komentar separoh ketutup iklan. SAYA SEJAK AWAL SUDAH ALAMI INI SAAT MULAI BACA CHD. Santuy ajaaa....kita bukan lagi baca kitap suci yg arti dan makna tak boleh salah baca dan salah arti Saya sejak awal sudah anggap kayak org berbisnis baca CHD....Berbisnis kadang jelas sekali jalan dan jalurnya, kadang terpaksa meraba - raba. Mau ke arah mana. Seng penting kesimpulan dari tulisan dipahami Jangan buat pusing kalau masih gratis, kalau berbayar kita datangi kantor Dato' DI RAME RAME hihiiihii

Leonardus Nana

Ada drh Nidom, drh Indro dan drh Yuda lalu drm Terawan dan drm Karina. Mereka telah tampil dengan penemuan hebat, paling kurang hebat menurut pengakuan para pengguna jasa mereka. Namun, lewat publikasi CHD, public tahu ternyata mereka tidak dapat leluasa melayani masyarakat umum karena ada kelompok tertentu yang merasa lebih berhak. Memperhatikan masalah "merasa berhak dan tidak berhak" diatas, Pemerintah yang memiliki kedua kelompok diatas sebaiknya segera bertindak sebagai juri. Bagaimana caranya? Perintahkan kelompok yang merasa lebih berhak melayani Kesehatan masyarakat untuk melakukan: 1.Penelitian tandingan guna menemukan cara lebih ampuh dan murah untuk menyehatkan masyarakat. 2. Melakukan pengujian dan pembuktian jika penemuan drh Nidom, drh Indro, drh Yuda serta drm Terawan dan drm Karina tidak bermanfaat bahkan menyengsarakan masyarakat pengguna. Selanjutnya tanpa mengabaikan protest dari kelompok yang berhak melayani masyarakat, Pemerintah sebaiknya harus mewadahi dan mendampingi kelompok ilmuan yang telah hadir dengan terobosan mereka. Bagaimana menurut Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait