Omnibus Lagi

Omnibus Lagi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat curhat tentang kondisi masa depan keehatan nasional di depan Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-68 Unair, 9 November 2022.-Foto: Boy Slamet/Harian Disway-

Sering saat akan wawancara, narsum dan pewara membuat kesepakatan. Menetapkan garis merah yg boleh dan tdk boleh untuk ditanyakan. Ini biasanya karena hanya ingin follow up program tp mengaburkan tujuan. Apakah dalam podcast abah dg DR Deni ada hal demikian?. Entahlah... Dalam artikel, keberhasilan program disebut dg membludaknya pendaftar. Sang program leader bekerja sangat serius. Sampai meninggalkan jabatan yg begitu tinggi. Server kapasitasnya terus ditambah. Tenaga IT nya direkrut yg ahli. Layaknya sebuah program sosial, keberhasilan haruslah diukur dari dampaknya terhadap objek program. Terhadap person dan lingkungannya. Keberhasilan terukur dg evaluasi. Evaluasi merupakan tahap penting yg harus dilaksanakan. Ini untuk melihat program intervensi sosial spt kartu prakerja ini berhasil atau gagal. Proses penilaian inilah yg menunjukkan apakah program yg dilaksanakan telah menjawab persoalan. Yakni keterampilan tenaga kerja dan pengangguran. 

Mirza Mirwan

Protes kebijakan zero-covid di Tiongkok masih berlanjut. Tetapi para pemrotes itu toh merasa berduka ketika mendengar kabar meninggalnya Jiang Zemin dalam usia 96 tahun. Mantan Sekjen Partai Komunis Tiongkok 24 Juni 1989-15 November 2002 dan Presiden' Tiongkok 27 Maret 1993-15 Maret 2003 itu meninggal Rabu petang di Shanghai karena penyakit Leukemia dan kegagalan multi-organ. Para pemrotes yang rerata masih muda itu mungkin hanya mendengar cerita tentang Jiang Zemin saat menjadi presiden dari orangtua mereka. Jiang Zemin bisa meredam amarah massa gegara tragedi Tiananmen tanpa menggunakan tangan besi seperti Deng Xiaoping, pendahulunya. Di bawah administrasi Jiang Zemin pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai rerata di atas 20% per tahun. Di zaman Jiang Zemin pula Inggris mengembalikan Hongkong ke Tiongkok dan Portugal mengembalikan Makau dengan cara damai. Jiang Zemin juga relatif tak punya musuh di luar Tiongkok, termasuk Amerika Serikat. Tetapi justru karena itulah ada satu dua anggota Politbiro yang menganggap Jiang lemah menghadapi Amerika Serikat. Jiang Zemin adalah presiden Tiongkok yang murah senyum. Xi Jinping, sebenarnya, juga murah senyum. Hanya saja senyum Xi seperti senyum Pak Harto dulu.

Johannes Kitono

Menurut data BPS per Agustus 2022, TPT = Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia sudah mendekati 6 %. Jelas Kartu Prakerja sangat penting bagi negara kita untuk mengatasi pengangguran. Saya pernah tanya sama expat Taiwan apa kesannya terhadap Indonesia. SDA memang banyak tapi dimana mana banyak orang berkumpul, banyak pengangguran. Itulah faktanya. Ternyata saat pandemi ini lapangan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah : Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Ayo back to basic, mari kita jadi Petani atau Nelayan tambak. Selain Kartu Prakerja, alangkah baiknya ada juga Kartu Pasca Kerja yang menampung para veteran dosen, eksekutif BUMN atau Swasta. Biar mereka membagi ilmu dan pengalamanya bagi generasi pencari kerja. Dan CHD bisa menjadi pioner memberikan webinar gratis secara on line bagaimana menulis komentar yang baik dan terpilih. Usul saya pembicara ya Pak Pry dan Pak Mirza Mirwan.

Itsna R Manshuria

Tahun 2006, saat saya pertama masuk kuliah semester 1, kelas Pengantar Ekonomi (6 SKS) dapat dosen: Denny Puspa Purbasari, PhD. Dosen yang baru balik dari Amerika ini konon baru dapat PhD dari University Of Colorado. Hari pertama masuk kelas, beliau datang awal, wih tampaknya masih muda sekali. Tomboy, enerjik, pakai kemeja putih dengan kancing nonformal, pakai jeans, dan sepatu boots. Duduk diatas meja dengan gaya koboy colorado-nya, beliau sangat bersemangat memulai bicara ngalor ngidul dengan bahasa Inggris - Amerika. Kita semua bengong ini beneran dosennya? hehehe... kayak temen sendiri, tapi dia pinternya luar biasa... lama2 akrab banget dengan mahasiswa meski mahasiswanya sering ga paham dia ngomong apa karena aksen bicaranya yang cepet banget khas orang cerdas. Disela2 ngajar selalu menyelipkan insight2 yg membuka cakrawala berpikir kami sebagai mahasiswa baru. Saya sangat terinspirasi dan ngefansss dengan beliau jadi belajar pun semangat untuk kelasnya. hehe. Di akhir semester 1, nilai kelas keluar. Tak disangka saya dan beberapa teman lain dapat nilai A+, Padahal nilai maksimal kan A saja. Saya pun mengirimkan email, bertanya dan ingin mengucapkan terimakasih atas ilmunya selama semester ini. "Ibu terimakasih atas ilmunya, apalagi saya mendapat nilai A+, saya sangat tersanjung bagaimana ada nilai A+". Beliau pun menjawab pendek email itu : " you deserve it". Sebuah kalimat yang membekas dalam pikiran dan hati saya selamanya... :)

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait