Skema Penyaluran Subsidi BBM Minta Diubah, Nelayan Menyoroti Subsidi BBM Rp 502 Triliun
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. Foto: Dok Pertamina --
Nelayan kecil yang hidupnya jauh lebih sulit, harus membeli BBM jauh di atas harga pasar.
Mereka harus mendapatkan surat untuk mendapatkan subsidi solar yang membuat rumit para nelayan, aksesnya jauh dan bahkan tidak mengetahui adanya BBM bersubsidi.
BACA JUGA: Orang Tasikmalaya Jadi Masinis Pertama Kereta Cepat Jakarta Bandung
"Mahasiswa atau orang kota apakah harus menunjukkan SIM atau KTP untuk membeli Pertalite? Tetapi nelayan untuk mendapatkan solar harus menunjukkan surat rekomendasi,” ujarnya.
“Nelayan harus ke darat dulu untuk mendatangi kantor dinas perikanan terlebih dulu sebelum membeli solar. Itu pun banyak syarat-syaratnya," kata Dani Setiawan.
Selain itu, Dani menyebut rata-rata subsidi solar kurang lebih 15,5 juta liter selama lima tahun terakhir, hanya 12 persen atau 1,9 juta liter yang diperuntukkan ke sektor perikanan.
"Tetapi dari jumlah tersebut yang terserap hanya dua persen dan sisanya entah menguap ke mana pun SPBU untuk nelayan pun sangat langka dan sulit dijangkau," jelasnya.
Pengamat Ekonomi Energi Mawardi mengatakan subsidi energi langsung tunai lebih tepat sasaran dibandingkan lewat BBM.
Pasalnya, sekitar 60 persen konsumsi BBM diserap sektor transportasi.
"Jika subsidi langsung seperti untuk rumah tangga miskin itu mempunyai fleksibilitas dalam membelanjakan. Subsidi BBM rawan akan terjadinya deviasi seperti inovasi tangki kendaraan dan lainnya juga lebih banyak dinikmati kalangan masyarakat mampu," tegas Mawardi. (mcr10/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com