Loket Kanjuruhan
--
Jika kondisi tidak mendukung, biarkan saja para wartawan asing yang melakukan investigasi langsung. Dan kita baca informasi terbaru dari media asing. Kan tidak mungkin membredel media asing. Paling hanya protes saja. Media lokal juga pasti ewuh pakewuh, berhati hati, dalam pemberitaan. Tulisan tulisan Abah juga tidak masuk ke tengah masalah. Abah lebih memilih untuk 'melipir' dari luar, sisi lain dari suatu kejadian. Seperti tentang bahasa bola, aremania, anto baret, fanatisme, puisi duka keluarga korban. Ditunggu tulisan Abah yang lain seputar tragedi kanjuruhan, sambil menunggu hasil investigasi tim independen.
Mbah Mars
Ada dua polisi yang masih culun. Belum lama berdinas. Baru saja selesai pendidikan. Ehh mereka tertangkap kamera menjilati kue utah TNI di dalam mobil. Lhadalah. Gara-gara perbuatan itu mereka dipecat. Lha mbokya dibina dulu. Itu kan hanya kenakalan remaja yang masih lupa akan statusnya yang sudah menjadi polisi. Wis angel...angel. Yang terang-terangan menyebabkan meregang nya ratusa nyawa itu yang pantas dipecat dari POLRI dan dijebloskan penjara.
Er Gham
Ada 2 hal yang menjadi pertanyaan setelah penetapan tersangka. 1. PSSI seharusnya tidak memberikan rekomendasi kepada PT LIB untuk menyelenggarakan liga jika ada kelengkapan dokumen yang tidak memadai. Diketahui tidak ada dokumen verifikasi stadion kanjuruhan terbaru. Mungkin inj terjadi di stadion lain. Namun, mengapa masih diberikan rekomendasi. 2. Kapolres aman, tidak menjadi tersangka. Karena menurut kompolnas juga tidak memberikan perintah penggunaan air mata. Komandan kompi yang menjadi tersangka. Pertanyaan, siapa yang memberikan perintah kepada komandan kompi. Kalau komandan kompi di BKO (bawah kendali operasi) kan ke kapolres, seharusnya komandan dia pada saat itu adalah kapolres. Tapi kapolres tidak memberikan perintah. Lalu siapa? Atau inisiatif pribadi saja. Aneh, kalau ini tidak berhasil diungkap oleh TGIPF.
Em Iskandar
Apakah Abdur pulang ke Malang meenjadi salah satu korban kerusuhan bola atau bluebeach ????
Mirza Mirwan
Sikap (ke)satria justru ditunjukkan oleh pejabat yang sebenarnya tidak terkait langsung dengan bencana yang terjadi di stadion. Tetapi jangan salah, itu bukan terjadi di Indonesia, melainkan di Nepal tahun 1988. Saat Dasharath Stadium menggelar laga Janakpur Cigarette Lth (Nepal) vs Liberation Army (Bangladesh) tiba-tiba turun hujan es (hailstorm). Waktu itu tribun yang ada atapnya hanya di bagian barat. Karuan saja penonton dari tribun lain berlarian ke tribun barat. Tetapi polisi menghalau mereka. Lalu terjadilah bencana itu. Penonton berdesakan di lorong menuju pintu keluar. Akibat desak-himpit-injak mengakibatkan 93 nyawa melayang. Esok harinya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nepal, Keshar Bahadur Bista, mengundurkan diri dari jabatannya. Langkah Mendikbud Nepal itu diikuti oleh Kamal Thapa, ketua PSSI-nya Nepal.
Agus Suryono
TINGGAL GLANGGANG COLONG PLAYU.. Mengapa dari kasus Kanjuruhan ini, tak seorangpun tergerak tuk bertindaj ksatria, dengan mengundurkan diri. Dugaan saya, hal ini ada kaitannya dengan tradisi dan budaya Jawa, yang dalam kondisi terjadi MASALAH, untuk jangan justru MENGUNDURKAN DIRI alias tidak BERTANGGUNG JAWAB. Dengan semua PERSEPSI atas ajaran tersebut. Dari perjalanan bernegara kita, pada tahun 1998 pernah terjadi krisis EKONOMI, sekaligus KRISIS MULTIDIMENSI. Pak Harto sudah "rasan-rasan" mau mundur. Tetapi hanya beberapa hari menjelang Sidang MPR, ketua MPR, ditemani oleh 5 Ketua Fraksi, menghadap pak Harto untuk maju. Maka pak Harto tetap memutuskan untuk maju, dan TERPILIH KEMBALI. Saat itu pak Harto menyatakan.. 1. Adanya permintaan dari Ketua MPR dan 5 orang Ketua Fraksi, yang seakan bisa diartikan MEWAKILI seluruh unsur RAKYAT. 2. Tidak ingin melakukan "TINGGAL GLANGGANG COLONG PLAYU" - yang seakan LARI dari tanggung jawab. Meskipun demikian, krisis ternyata berlanjut. Dan kemudian, sekitar 70 hari kemudian, pak Harto menyatakan mundur. Saya tak tahu apakah pernyataan mundur pak Harto saat itu merupakan SIKAP TANGGUNG JAWAB, dan sikap KSATRIA. Atau justru SEBALIKNYA. Bagaimanapun, mundurnya pak Harto hanya 70 hari dari masa jabatannya yang 5 tahun di masa jabatanTERAKHIR- nya, telah MEMBERIKAN JALAN KEBAIKAN. Bagaimana menurut Anda..?
Jimmy Marta
Apakah memang harus ada yg minta maaf?. Yg ngaku salah?. Yg berani bertanggung jawab?. PSSI, PT LIB, Panpel..? Entahlah, siapa diantara mereka yg mau jadi kesatria. Mereka semua mungkin malah merasa orang yg berjasa. Bekerja untuk kemajuan sepakbola. Kejayaan persepakbolaan indonesia. Lalu apakah pihak keamanan, polisi atau security yg mau memikul...? Mereka pun katanya mengabdi demi sepakbola demi negara... Apakah memang semua murni pengabdian?. Tanpa ada yg tergoda akan mendapat 'posisi' pengaruh.? Atau mendapatkan sesuatu?. Dan bukankah tidak satupun yg gratis? Semua kan pasti ada bayaran..! Masing2 pesona ada tugas tanggungjawab. Diposisi masing2 ada yg harus dipertanggung jawabkan. Apapun itu imbalan yg didapatkan... Kemana itu sang Kesatrya...?
Umar Sidik
Satria hanya ada di wayang. Tapi tetiba sangat sulit mencari kesatria. Pun di negeri yang katanya Aji Saka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: