Martir Minoritas

Martir Minoritas

Unjuk rasa di Capitol Hill, AS, 28 September 2022, mengecam kematian Mahza Amini setelah ditangkap aparat keamanan Iran karena tidak mengenakan jilbab.-Drew Angerer/Getty Images/AFP-

MAS ALFONSO... Tulisan mas Alfonso di DISWAY, bagus sekali, gaya tulisannya udah kayak tulisan Abah. Nanti akan saya kasih rating, dengan kasih BINTANG LIMA. Tapi ingat ya, kalau honor dari Disway udah keluar, traktir saya makan. Gak boleh LUPA. Setelah makan, kalau ini terealisir rating tulisan akan saya tambah dua bintang. Jadi BINTANG TUJUH. Serius..

Kang Sabarikhlas

ini bukan cerita Taiwan yang lagi happy. ini tentang istri saya demo, seminggu ini tiap menyapu lantai, sapu diangkat meniru gaya di toktik terus nyanyi : "Melarat tak belani, Mbambungo tak openi, Opo ngene jik kurang./ "Kelonan nomer siji, Mergawe nomer pitu, Yo mangan watu./ "Nganggur taun-taunan, Mangan gak melok adang, Cik nggantenge rai-mu./ "Aku wis ora kuat, Cepet golekna surat, Omah sing sertifikat../... duh,.. apa Abah juga lagi di demo kayak saya ya? Lha..anu kemarin Abah catatannya padat loncat-loncat dan yang sekarang singkat amat kayak gak niat... lha saya terpengaruh jadi malas dan tetep goblik... anu, saya ndak terima didemo istri, ganti saya mau demo Abah sebab ndak manufacturing hope... Lho, kantornya Abah dimana sekarang,..duh, aku kok jadi goblik, eh anu tetep goblik.

Tomat

Iya nih gaya tulisan sudah mirip abah, termasuk penggunaan 'pun' dan 'yang' di awal kalimat. Tulisan abah memang bagai candu dan renyah kriukk

Liam Then

Saya pernah baca analisa, lompatan kemajuan ekonomi Tiongkok seperti mendapat per tambahan ketika Hongkong kembali. Pasar uang Hongkong bikin arus uang lancar ke Tiongkok, uang itu mereka gunakan dengan bijak. Sementara untuk kemajuan teknologi Tiongkok, saya ada pikir, Taiwan punya peranan besar karena secara rahasia menjadi jalur masuknya teknologi penting Amerika. Lewat alat-alat hightech yang dapat di beli oleh Taiwan. Amerika selalu pakai jurus lama, seperti terjadi di korea,vietnam,iraq,libya, afghanistan. Kok Amerika seperti "one trick pony" ya? Pikir saya. Saya tebak karena ada faktor pengaruh besar produsen senjata di pusat pembuatan kebijakan Amerika. Juga elemen kemampuan cetak uang yang tak terbatas, pada tahap tertentu, uang berlebih ini harus "dibakar" karena jika bersirkulasi panjang bisa bikin repot. Persenjataan militer dan perang menjadi alat paling bagus untuk mengendalikan lebih cetak uang. Dan lagi efeknya bikin Amerika lebih kuat, sehingga bisa lebih banyak lagi cetak uang semau-maunya. Bagaimana kira analisa saya bang nilainya ? Kwkwkkwk 

yea aina

Luar biasa Pak @JM, bisa menjelajahi dan menikmati sederet kuliner Taiwan. Pun tanpa perlu mecicipinya hehehe. Ajakan Bung Alonso, di penutup tulisan kan sudah jelas: "lupakan sejenak kenaikan harga BBM". Kiranya promo itu hanya berlaku bagi siapapun yang mampu melupakannya saja. Karena berkunjung ke Taiwan tak butuh BBM untuk mobil. Cukuplah kuota data secukupnya dengan sedikit ngecas. Bukan moblis lho itu kwkwkw.

Johan

Dari sumber yang saya percaya juga: Jangan pikir Tiongkok tidak berani menyerang Taiwan hanya karena masalah chip. Bukan soal berani atau tidak, simpel karena Tiongkok tidak menginginkan perang saudara terulang lagi. Menghancurkan produsen chip terbesar di dunia itu "hanya" akan membuat teknologi sedikit mundur ke belakang dan gangguan pasokan sementara di seluruh dunia. Kerugian dan penderitaan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Taiwan yang akan kehilangan segalanya.

Liam Then

Taiwan memang aduhai pasar malamnya. TKI lanang indonesia yang bangor dan peka pada sentuhan, pada demen maen kesono. Apalagi pas hari rame sehinggga berdesak-desakan. Saya ngga termasuk ya kwkwkk, karena saya tipe orang yang malah merasa "hilang" di keramaian. Walaupun saya juga peka terhadap sentuhan. Ahem....

Jimmy Marta

Saya penggemar kuliner. Makanya banyak kenal dg street/ night marketnya. Mungkin iya spt yg disebut bung Mandarin Everyday, gaya makan orang Taiwan yg membuat pasar malamnya selalu rame. Dominan berisi jualan kuliner. Pasar malam Shilin, Ningxia, Raohe dan Linjiang street, itu bbrp yg sy jelajahi. Oyster Omelet, seafood fry dan ayam bakar Kaohsiung itu favorit saya. Hebatnya, saya bisa menjelajahi dan menikmati semuanya tanpa perlu paspor. Cukup modal yutup...wkwk... Jadi kalau boleh request, tulisan bung Alfonso berikutnya, tolong cerita tentang pasar malam...plis..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: