Asllani dan Frattesi Biang Kerok Kekalahan Inter atas AC Milan di Final Supercoppa Italiana

Asllani dan Frattesi Biang Kerok Kekalahan Inter atas AC Milan di Final Supercoppa Italiana

Selebrasi pemain AC Milan usai menjadi juara Supercoppa Italiana--Tangkapan layar Instagram@acmilan

RADAR TASIK.COM - Media Italia Calciomercato menyebut Kristjan Asllani dan Davide Frattesi sebagai biang kerok kekalahan Inter atas AC Milan di Final Supercoppa Italiana dini hari tadi.

Inter secara mengejutkan berbalik tertinggal 3-2 usai unggul 2-0 hingga awal babak kedua yang membuat mereka kehilangan gelar yang sudah berada di depan mata.

Dalam konferensi persnya, pelatih Inter, Simone Inzaghi mengakui timnya mulai kelelahan sehingga kebobolan di menit-menit oleh Tammy Abarham.

"Saya pikir ini bukan hanya menyangkut Inter tapi semua tim, ketika rasa lelah datang, intensitasnya menurun," ujarnya. 

Namun, ia masih memuji kinerja lini pertahannya yang kehilangan banyak pemain dan mengaku kecewa anak asuhnya gagal mengendalikan Milan ketika timnya unggul 2-0.

 "Di lini pertahanan, saat ini saya harus bertepuk tangan karena kami hanya punya sedikit pemain dan mereka selalu memainkan game yang sama saat kedudukan 2-1," jelasnya.

"Mungkin juga terjadi pelanggaran terhadap Asllani, tetapi kami seharusnya dapat melakukannya dengan lebih baik. Kami pulang dengan banyak kekecewaan, kami memberikan segalanya tetapi ketika skor 2-0 kami seharusnya bisa mengatasinya dengan lebih baik,” sesalnya. 

Kekalahan dari AC Milan di final Supercoppa Italiana menjadi tamparan keras yang harus mendorong Inter membuka meja diskusi. 

Di tengah banyaknya masalah cedera yang muncul, ada dua sorotan utama tentang performa Kristjan Asllani dan Davide Frattesi di laga final tersebut. 

Inter sepertinya sudah cukup memberi Asllani kesempatan, karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketika ia menggantikan Hakan Çalhanoğlu, permainan Inter kerap menurun drastis. 

Begitu Çalhanoğlu meninggalkan lapangan, Inter terlihat kehilangan arah, bermain lamban, dan mencari rasa aman yang tak kunjung ditemukan.

Asllani, yang sudah tiga tahun berada di Milan, masih belum berkembang menjadi pengganti yang layak bagi Çalhanoğlu. 

Ia kerap menghindar dari duel fisik, memperlambat tempo permainan, dan gagal memberikan dampak signifikan. 

Levelnya dinilai belum sepadan untuk klub sekelas Inter, namun ia terus mendapatkan kepercayaan Inzaghi bahkan di laga-laga krusial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: calciomercato