Martir Minoritas

Martir Minoritas

Unjuk rasa di Capitol Hill, AS, 28 September 2022, mengecam kematian Mahza Amini setelah ditangkap aparat keamanan Iran karena tidak mengenakan jilbab.-Drew Angerer/Getty Images/AFP-

Polisi mengatakan Mahsa memang punya sakit jantung. Ia terjatuh ketika dirazia akibat jantungnyi bermasalah. Tapi pendukung Mahsa mengatakan dia dipukuli dan mengalami luka-luka. 

Presiden Raisi menjanjikan untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian Mahsa. Yang salah akan ditindak. Tapi Iran tidak boleh hancur.

Mahsa telah meninggal dunia. Demikian juga 45 atau 70 orang lainnya. Tuntutan demokrasi terus tumbuh –pun di negara seperti Iran. Atau Arab Saudi. Atau Tiongkok. Apalagi Indonesia.

Agama, kerajaan, komunis, dan bentuk apa pun lagi ditantang ideologi baru: kesejahteraan. 

Mungkin Mahsa dianggap salah satu musuh negara. Tapi musuh sekali pun harus dijaga keselamatannya. Kadang martir datang dengan tanpa diduga. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 29 September 2022: Bubble Alfonso

Nurkholis Marwanto

Dunia hampir "bebas covid", bagaimana kabar vaksin merah putih dll itu ya? Kok masih belum denger sudah digunakan untuk booster, atau untuk vaksin kepada yang belum vaksin. Bangga bisa bikin vaksin sendiri. Tapi kok wabah sudah kelar. Apakah masih akan berguna? Atau hanya untuk koleksi saja. Atau ini sudah menjadi kebiasaan, saat "gayeng" dengan "tren", impor dulu baru buat. Saat pasar sudah dipenuhi barang impor Made in dalam negeri tidak punya tempat. Semoga semua sehat dan waras.

Wahyudi Kando

Kekacauan Dunia Bersumber dari orang yg mempunyai Kelompok.....Masyarakatnya Terbukti saling membutuhkan....Tiongkok butuh chip taiwan dan banyak lagi hal serupa antar negara. Suatu saat bukan tidak mungkin muncul negera seperti Crypto. Crypto muncul capek berurusan dg Bank central dan UU negara. Sudah dikasih fee setiap transaksi bikin ribet lagi.......begitu juga negara dan situasi dunia. Para pebisnis bayar ini itu ini tu. Mereka mau perang dan mau ribut mluu.....Jadi Kelompok dan para preman terminalnya yang membuat kacau mobilitas dan perputaran bisnis...ehh tapi tulisan diatas bukan tulisan Dato' DI kan ya.....hati hati akan ada pesaing Dato' DI nihh....tapi yg adem ya Dato' Jangan sepertti para preman terminal itu hihiiii

Budi Utomo

@YA. Suramadu dimulai era Mega selesai era SBY. Wikipedia Jembatan Nasional Suramadu. Ada alih teknologi. Bahkan banyak pakar engineering kita yang terlibat. Monggo dibaca sendiri. Kereta Cepat Jakarta Bandung? Teknik bangun relnya saya yakin engineer kita mampu. Yang engineer kita belum mampu ya bikin keretanya/train nya. Kalau China? Mereka mulai bangun rel kereta cepat saat kita sibuk bangun Suramadu. Dalam tempo tak sampai 20 tahun mereka sudah menguasai bikin rel maupun keretanya! Silahkan baca sendiri. Wikipedia High Speed Rail in China. 

Juve Zhang

TSMC boleh senyum senyum melihat Industri semikonduktor Tiongkok yg di bawah mereka, tahun 2030 mungkin senyuman itu hilang, diganti kepala pening, oleh "nekad gila"industri semikonduktor Tiongkok yg menggelontorkan ratusan milyar dolar untuk pabrik baru dan riset bahan baku baru, yg beda dengan yg dibuat sekarang. Donald Trump ,"menyadarkan" Tiongkok akan ketertinggalan di chip ini.seyogyanya Xi JP berterimakasih ke DT yg mengajak "duel" perang dagang dan larangan ekspoor semua teknologi yg berkaitan dengan semikonduktor ke Industri di Tiongkok. Konon perlu 300,000 Insinyur untuk memajukan Industri semikonduktor ke level top. Dan itu ada HR di Tiongkok. 2030 TSMC harus putar otak.kalau masih mau berjaya.

Agus Suryono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: