Mak Edi

Mak Edi

Ilustrasi Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra wafat.-disway.id-

thamrindahlan

Kualitas SDM Wartawan sangat menentukan. Selain itu oknum juru berita semata "mengharapkan amplop" merusak nilai mulia jurnalis. Salam Literasi Pak Anwar 

am dki9

Saya jadi paham kenapa di koran online banyak iklan. Yg porsinya lebih besar dibanding konten. Bisa jadi salah satu cara menghidupi idealisme koran dan wartawan. Org yg mengikuti al fatih mungkin suruhan ayahnya, untuk memastikan ia selamat selama bekerja. Jaga idealisme saat nanti sudah berkeluarga. Semoga mendapat jodoh yang mensupport.

Mbah Mars

Tulisan Abah DI pagi ini mengingatkan saya pada Bang Udin. Nama lengkapnya Fuad Muhammad Syafrudin. Seorang Wartawan Bernas Yogyakarta yang dibunuh orang tidak dikenal pada tahun 1996. Sebelum meninggal, Bang Udin, salah satu putra dari Mbah Jenggot yang saya kenal dengan baik, banyak menulis berita-berita kritis terkait dengan para pejabat Orde Baru dan tentara. Hingga sekarang, otak pembunuhan wartawan Udin tidak terungkap. Apa ya bisa hidup tenang ya orang yang menyuruh pembunuh bayaran yang menghabisi Udin ?

Haji Budiyono

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum warahmatullahi wb tentang wartawan yang idealis ini berani kah Abah DI juga bertindak seperti anak muda tersebut sebagai suri tauladan baginya, misal nya menulis ttg kenaikan harga BBM yang katanya mengurangi subsidi pada hal sebenarnya bukan itu tujuan nya ( Abah pasti sudah tahu) lalu juga ttg carut marut kasus Sambo (Abah juga sudah tahu) yang terakhir perseteruan antara Demokrat dan PDIP. Yang ini pasti Abah juga sudah tahu tolong ditulis biar terang benderang Abah , terima kasih wassalam 

Kam Adi

Bah, sering kali tulisan Abah semacam obrolan ringan dibandingkan sebuah wawancara. Kira kira lawan bicara tahu tidak ya akan menjadi bahan tulisan Abah? Penasaran euy. Ntar jangan jangan takut diajak ngobrol Abah, takut jadi bahan konten hihihi

Jimmy Marta

Setuju pak. Power. Itu gk ada yg jual tapi bisa dibeli. Gk ada sekolahnya tp bisa dipelajari.

Kelender Indonesia Lengkap

Bukan hanya wartawan, kalo melakukan sesuatu yang mengganggu kepentingan seseorang atau kelompok yang banyak duit atau berkuasa, ya pasti akan mendapat tekanan dari mereka. Di sisi kita, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dosisnya. Kalau belum cukup power ya cukup main sindir atau serempet, jangan head to head. Kalau sudah kuat baru main dosis tinggi. Istilahnya main cantik lah sesuaikan dengan kemampuan. Jika kamu melihat kemungkaran, ubahlah dengan tanganmu, kalau ga sanggup ubah dengan lisan, kalau belum sanggup, ingkari dalam hati. Ga salah koq, walaupun itu iman yang paling lemah. Intinya sesuaikan kemampuan dan tipe perjuangan.

Wahyudi Kando

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: