Siapa Membunuh Putri (19) – Judi dan Jatah
Ilustrasi polisi.-Pixabay-
”Sama siapa dia kesini? Kenapa tak beri tahu saya, kalau tahu dia kesini saya akan jemput dia,” kataku kaget.
”Kata Inayah dia yang akan berita tahu kamu. Saya mau beri tahu bahwa kami, saya dan Azeem bertunangan, dan kami mengundang Abdur dan Inayah nanti untuk datang pada hari pernikahan kami,” kata Suriyana.
Tak berselang lama Inayah datang. Diantar mobil pesantren.
”Maaf, terlambat,” kata Inayah setelah mengucapkan salam. Dia ambil tempat duduk di sebelahku. Mata kami bertatapan. Ada cahaya bahagia di situ. Cahaya dari mata yang menyimpan perasaan menang.
”Ayo, makan, yuk,” Inayah menyendokkan nasi ke piring saya, lalu ke piringnya, kemudian memberikannya pada Suriyana. Saya seperti ingin keluar dari diriku sendiri dan memotret diriku sendiri, pengin melihat bagaimana persisnya keadaan diriku saat itu.
Perasaanku hanya kacau, terkejut, bahagia, kosong, malu, macam-macam, bertukar-tukar. Dua perempuan di samping dan di hadapanku inilah penyebabnya. Mereka terus saja bicara, ramah dan hangat, entah membincangkan apa. Aku melampiaskan dengan mengunyah lahap-lahap apa saja yang masuk ke mulut saya. (Hasan Aspahani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: