Siapa Membunuh Putri (9) - Si Sopir Presiden

Siapa Membunuh Putri (9) - Si Sopir Presiden

Ilustrasi seorang pria hanya bersarung nekat melakukan tindakan tak senonoh di depan para siswi SMP di Pasar Minggu. Identitas pelaku kini tengah diburu polisi.--

”Ingat otopsi Sandra? Berita yang tak naik di koranmu dulu?”

”Iya. Apa hubungannya, Bang?”

”Semua orang pasti mengira saya yang menghamili dia. Dia simpanan saya. Semua sepertinya mengarahkan kecurigaan ke saya. Meskipun saya sebenarnya hanya pasang badan.”

”Jadi yang menghamili siapa, Bang? Apa dia juga yang membunuh Sandra? Atau paling tidak yang memerintahkan pembunuhan Sandra?”

”Kalau publik tahu dan orangnya diproses secara hukum, pabrik ini tak akan diresmikan hari ini,” kata Bang Ameng. Saya teringat, pada hari-hari setelah penemuan mayat Sandra, Bang Ameng menggerakkan organisasi sosial di mana dia terlibat, bergerak cepat membantu keluarga, ibu, adik-adik Sandra. Lalu seorang sopir taksi bodong ditetapkan sebagai tersangka.

Motif perampokan itu tak pernah terlalu meyakinkan dari jawaban tersangka dalam rangkaian sidang-sidang. Tapi, dengan demikian, kasus pun telah ditutup, paling tidak sudah dianggap selesai. (Bersambung)

Komentar Pilihan DahlanIskan Edisi 11 September 2022: 1000 Tahun

Cu Nuryani

Biarlah Inggris tetap kerajaan, contoh nyata dongeng H.C. Anderson hehe...

dabaikkuy

ada perang dulu antara pasukan raja dan pasukan opisisi (perang saudara/ perang sipil) ... perang terjadi krn 1. raja menodai agama (menikah dgn non protestan) 2. menaikan pajak 3. berbuat tiran& menyengsarakan rakyat 4. tdk adil pada rakyat pasukan raja kalah... lalu raja diadili... di indo jgskr ada perang saudara... antara pendukung rezim dan oposisi... krn raja indo skr ... tiran/otoriter.... naikin pajak.... naikinbbm 30% sekaligus... bikin uuyg merugikan.. janji kampanye tdk ditepati.. rakyat sengsara... tdk adil dalam hukum.. korupsi merajalela .. petani sawit dipaksa jual kebun... buruh hak-hak nya dikebiri dgnuu baru... kroni semena2 dlm memakai fasilitas negara tapi perangnya msh di dunia maya...

edihartono

Jika anda mau tahu rasanya punya raja, tdk perlu sulit2 apply jadi WN Inggris, cukup pindah domisili saja ke Yogyakarta. Rajanya menolak jalan tol melintasi kota, hanya boleh sampai di pinggiran kota saja, agar rakyat nyatdk hanya melihat lalu lintas tol, namun juga merasakan dampak yg lebih besar lagi. Dll, dst. Beda dg Graham Smith yg anti kerajaan, saya malah kepikiran bagaimana kalau Indonesia memiliki raja, untuk menstabilkan situasi politik ketika pemilu, ketika posisi kepala pemerintahan dan parlemen sedang goyah, ketika buzzer kerja keras meruntuhkan kredibilitas pemerintahan. Raja bisa tetap tegak sebagai batas terakhir konstitusi dan penjaga kepercayaan rakyat. Pertanyaannya, lagi2, rajanya siapa? Bisa adil atau tdk? Duh, dari dulu memang susah mencari pemimpin. Hmm, Bagaimana kalau pemimpinnya diserahkan pada AI (artificial intelegence) . Undang2, peraturan, dan hukum disepakati oleh kepala negara dan Parlemen, namun pelaksanaanya diserahkan pada AI. Agar rakyat tdk khawatir dikibuli. Agar kita tdk khawatir dikibuli di peristiwa duren tiga, atau peristiwa bareng2nya koruptor kakap dibebaskan. (Komentar ngelantur sambil siap2 ke sawah, wkwkwk) 

Al FazzaArtha

Kalau di negeri Indonesia mah mengenalnya bentuk negara itu Republik bukan kerajaan. Tapi ada juga sih ygpengen berkuasa model kerajaan, turun temurun sampe cucunya. Bila perlu sampai cicitnyacanggahnya demi melestarikan trah sebagai keluarga pendiri bangsa ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: