Siapa Membunuh Putri (7) - Kunci Kamar Kos
Ilustrasi malam pertama di kos baru.-Maulana Albar Naafi/Harian Disway-
Rihlatul Ulfa
Satu-satunya cara biar gak jadi permasalahan. Jangan ke Kiyai. Jadi tidak akan dibisiki oleh seseorang 'kok gak ninggalin sesuatu' kalau mau doa anda terkabul atau anda mempunyai suatu keinginan minta doa kedua orang tua anda saja, atau anda yg berdoa pagi, siang, malam. Atau misalnya anda ziarah saja ke makam-makam pahlawan ke makam mantan-mantan Presiden yg telah wafat. Kita kan tidak tahu, doa melalui yang mana yg akan terkabul.
Dacoll Bns
Nah, ini cocok tulisannya... Pak DI sesekali mesti mampir ke PonPes SPMAA di Turi, Lamongan... Kyai2 disini kalau diundang ceramah biasanya malah ngasih amplop ke masjid yang ngundang. Saya sendiri kaget waktu itu, lha ini kyai model apa kok kayak gini, setelah saya telusuri, tanya sana sini, tabayyun sendiri dan sempat mengikuti dakwah beliau, ternyata beliau2 Insya Allah benar- benar tulus ikhlas saat diberi kesempatan menyampaikan ajaran2 Allah SWT... Ponpesnya dan program2nya juga Insya Allah berbeda sekali dengan Ponpes2 yang pak Dahlan pernah kunjungi selama ini, pokoknya penuh surprise. Webnya spmaa.or.id kalau pak dahlan juga penasaran dan pengin mampir. Insya Allah disambut sebaik2nya seperti yg dicontohkan Nabi Muhammad SAW saat kedatangan tamu siapa pun itu ...
Mbah Mars
Di Jogja ada juga dai, yg kalau diundang ceramah malah ninggali amplop. Maklum beliau itu pengusaha sukses. Usahanya di bidang pertokoan (supermarket yang jumlahnya puluhan), pom bensin, biro haji dan umroh serta lembaga pendidikan yang bonafit. Setiap kali ada panitia pembangunan masjid ingin menggali dana dari jamaah diundanglah beliau untuk berceramah. Dengan pancingan uang dari sakunya sendiri sang dai ini mampu mengumpulkan dana, barang-barang seerti perhiasan dan material bangunan. Semua untk panitia. Di saku sang dai biasanya ada uang 2 juta rupiah, sebagai umpan dalam acara mancing dana tersebut. Sungguh ideal kalau para dai dan kyai memiliki sumber rejeki dari hasil usahanya.
Er Gham
Cerita fiksinya tidak lagi pakai uang cash. Sudah tersedia bar code. Yang pamit mau pulang langsung buka aplikasi, lalu scan bar code. Kemudian masukkan pin. Selesai.
Sasti Ramedeni
"Amplop" sekecil itu setipis itu bisa diisi banyak hal, bisa diisi permintaan do'a restu, rasa sayang, minta dukungan, dilancarkan urusan, permintaan tutup mulut dimana isi yang kasat mata sebenarnya hanya selipan. Sewaktu kecil dulu saya sering merasa heran (hanya dalam hati), "Bagaimana orang itu bisa hidup lebih dari berkecukupan padahal yang saya ketahui dia hanya mengaji dan memberi ceramah".
Jimmy Marta
Kemanapun sang kyai berceramah, selalu ia ikuti. Selesai pak kyai memberi pengajian seseorang itu lalu menyalami. Tersenyum dan mengucapkan salam dan salam tempel dg amplop abu abu. Di amplop tidak hanya berisi uang. Tapi juga ada tulisan arab kecil yg berisi nasehat untuk kyai. Awalnya pak kyai hanya mengira orang tersebut semacam panitia. Biasa saja. Tapi Itu terjadi lima sampai enam kali. Ditempat pak kyai ceramah yg tidak pd satu tempat. Pak kyai mulai kepikiran. Penasaran dan mulai bertanya tanya. Siapa lelaki misterius itu. Yg selalu menggunakan jubah lapang berwarna hitam itu. Konflik cerita dimulai saat sang kyai mulai ingin membuka amplop. Kebetulan tiap amplop sudah diberi seseorang itu tanggal. Pak kyai meng urutkan semua amplop berdasarkan tanggal. Ada lima amplop. Tapi dari tanggal yg tertera seperti ada yg terlewat. Bukankah ia menerima berturut-turut. Kyai percaya harusnya enam. Istrinya pun mengatakan ada nya hanya itu. Lima. "Pak, lihat kesini", teriak istrinya histeris. Pak kyai bergegas kekamar. Masyaallah ucap mereka melihat dari lemari tempat kyai menyimpan amplop itu berhamburan uang lembaran setatus ribuan. Itu ringkasan cerpen berjudul amplop abu-abu. Siapa sosok misterius berjubah hitam. Apa nasehat yg tertulis diamplop tidak ditulis pengarang. Cerpen terdapat dalam kumpulan cerpen lukisan kaligrafi karya bpk.mustofa bisri.
Fenny Wiyono
kira2 kl disibukkan dengan permasalahan begini pemerintah tambah sedih krn banyak kerjaan, atau tambah seneng krn banyak "koordinasi"?
AnalisAsalAsalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: