Waduh, 6.243 Balita di Kota Tasik Stunting, Dewan Akan Panggil Dinas-Dinas Terkait

Waduh, 6.243 Balita di Kota Tasik Stunting, Dewan Akan Panggil Dinas-Dinas Terkait

Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf saat memimpin rapat yang membahas penanganan stunting pada 06 Juli 2022. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya di awal September 2022 telah merencanakan menanggil dinas terkait guna mengetahui sejauh mana progres penanggulangan stunting.

Sebab, di tahun ini, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya tercatat 6.243 balita mengalami stunting yang tersebar di semua wilayah Kota Resik, julukan Kota Tasikmalaya.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani

BACA JUGA: Baru Terjadi, Gempa 6.4 Guncang Mentawai, Kedalaman 10 KM

"Tingginya kasus stunting ini sudah jadi warning akhir-akhir ini di Kota Tasikmalaya. Ini sudah jadi warning ya. Karena tinggi kasus stuntingnya secara nasional," paparnya, Senin 29 Agustus 2022.

"Apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani stunting ini hasilnya memang belum terlihat dengan masih tingginya angka stunting," sambungnya.

Padahal, terang dia, sejak 2 tahun lalu para wakil rakyat telah melihat tingginya angka tersebut. Khususnya di Daerah Pemilihannya (Dapil) Kawalu-Mangkubumi dengan 22 puskesmas cukup tinggi angka stuntingnya.

BACA JUGA: Temukan Ular King Cobra Sepanjang 4 Meter, Warga Tidak Berani Menangkapnya, Pilih Laporan ke Petugas Damkar

"Memang seharusnya ini ada pembahasan lebih detil bersama dinas terkait. Nanti Komisi IV akan coba panggil dinas terkait untuk merumuskan langkah-langkah apa guna menangani stunting di tahun ini," terangnya.

Selain itu, tambah politisi Gerindra tersebut, program dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan dinas terkait untuk menangani stunting di tahun depan juga akan dibahas bersama.

"Sampai hari ini memang itu yang jadi masalah. Stunting itu umumnya diderita kepada keluarga tak mampu, yang kurang paham terhadap pentingnya kesehatan balita juga tak punya biaya untuk memberikan asupan gizi yang cukup ke balitanya," tambahnya.

Maka, jelas dia, penanganan stunting ini juga ada keterkaitan dengan pengaplikasian program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan di Kota Tasikmalaya.

"Nah itu juga terkait penanganan kemiskinan. Jadi yang miskin harus ditangani dengan baik, maka angka stunting menurun. Tapi kalau sebaliknya ya otomatis berdampak tinggi angka kasus stuntingnya. Kan stunting itu kurang gizi. Kenapa kurang gizi, karena tak ada duit untuk memenuhi gizi balita," jelasnya. 

Tukas dia, apakah sudah efektif atau tidak program-program Pemkot melalui dinas terkait untuk menanggulangi masalab stunting juga akan terlihat saat dinas terkait dipanggil pihaknya pada awal bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: