Cicak Kering Jadi Komoditas Ekspor ke China, Per Hari Dibutuhkan 150 Kg Cicak Basah, Harganya Menggiurkan

Cicak Kering Jadi Komoditas Ekspor ke China, Per Hari Dibutuhkan 150 Kg Cicak Basah, Harganya Menggiurkan

Ibu-ibu di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon saat mengemas cicak untuk diekspor ke China. Foto: radar cirebon--

BACA JUGA: Harga Cicak Basah Rp 52 Ribu Per Kg, yang Kering Rp 380 Ribu, Pengepulnya Ada di Daerah Ini…

Penentuan grade A dan B didasari dari keutuhan tubuh cicak. Misalnya utuh tanpa ekor putus, dan tubuhnya lurus, masuk kategori grade A.

Sedangkan Grade B untuk yang ekornya putus. Biasanya, hal itu terjadi saat cicak diburu dan berusaha melindungi diri. 

“Kalau pengepul dari Cirebon, berapa pun saya terima. Hitungan ons hingga kilogram saya hargai dengan uang. Karena mereka setiap hari datang," katanya.

BACA JUGA: Cicak Kering Diekspor ke China, Omzet Rp15 Juta Per Hari

Berbeda dengan pengepul dari luar kota, hitungannya per kwintal, dan biasanya barang datang 3 hari sekali.

Keluarga Sugandi sukses menjalankan bisnis cicak kering untuk dikirim ke China. 

Keluarga Sugandi menjalankan bisnis cicak kering sejak 1996 hingga saat ini. 

Workshop pengolahan cicak kering keluarga Sugandi berada di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.

Keluarga Sugandi mengolah cicak basah menjadi kering untuk diekspor ke China. 

Bahan baku cicak kering didatangkan dari pengepul di wilayah Cirebon, Indramayu dan Kabupaten Karawang.

Sampai saat ini yang menggeluti bisnis cicak basah dan kering di Cirebon hanya keluarga Sugandi.

"Semua yang bisnis cicak keluarga saya. Belum ada orang luar," kata Sugandi, kepada Radar Cirebon di kediamannya, belum lama ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: Radar Cirebon