Cicak Kering Jadi Komoditas Ekspor ke China, Per Hari Dibutuhkan 150 Kg Cicak Basah, Harganya Menggiurkan
Ibu-ibu di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon saat mengemas cicak untuk diekspor ke China. Foto: radar cirebon--
CIREBON, RADARTASIK.COM — Cicak kering menjadi komoditas ekspor dari Kabupaten Cirebon ke China.
Per harinya, workshop pengolahan cicak kering di Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan membutuhkan 150 kilogram (kg) cicak basah.
Pemilik workshop pengolahan cicak kering di Kabupaten Cirebon, Sugandi, mengatakan, ia menerima cicak basah seberat 150 kilogram.
BACA JUGA: Pantesan Harga Jual Cicak Kering Mahal, Diekspor ke China untuk Dijadikan Ini…
Sebelum-sebelumnya atai beberapa tahun silam, Sugandi membutuhkan cicak mencapai 1 ton/hari.
Dia tak membatasi kuota cicak. Berapa pun banyaknya akan dibeli. Cicak yang baru diterima langsung dimasukkan ke lemari pendingin. Itu menghindari proses pembusukan.
Biasanya, cicak diburu menggunakan lem tikus. Yang direkatkan pada ujung benda panjang seperti kayu. Bukan saja cicak yang biasa menempel di dinding.
Tapi, kata Gandi, cicak-cicak yang ditemui di perkebunan yang banyak merayap di tanah. Tak ada kriteria cicak khusus.
Meski sudah puluhan tahun melakoni bisnis cicak kering yang diekspor dari Cirebon ke China, Sugandi tidak mengetahui pemanfaatannya. Meski ada yang bilang untuk kosmetik hingga obat.
Namun, hingga kini bisnis cicak kering dari Cirebon yang dirintis Sugandi masih terus eksis dan mempekerjakan warga setempat. Kebanyakan ibu-ibu.
Proses pengolahan cicak kering dari Cirebon tersebut menggunakan oven. Yang kemudian di-packing hingga barang siap kirim dan menuju ke lokasi tujuan di luar negeri.
Sementara itu untuk 1 kilogram cicak basah, harganya Rp52 ribu. Setelah dikeringkan, dijual Rp380 ribu/kg untuk grade A. Untuk grade B Rp280 ribu/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: Radar Cirebon