Amalan, Keutamaan dan Larangan Sambut Tahun Baru Islam
Ilustrasi amalan, keutamaan dan larangan di Bulan Muharram menurut Sunah Rasulullah wajib banget nih diketahui para umat muslim.- Ali Burhan/Pixabay-
BACA JUGA: Kirab Malam 1 Suro Keraton Surakarta, Rute dan Nasib Kebo Bule?
Artinya: ”Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36).
Pada zaman dahulu, masyarakat Arab dilarang untuk berperang karena sucinya keempat bulan tersebut.
Sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 belas bulan. Di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA: Doa Mustajab Awal dan Akhir Tahun Hijriah, Kapan 1 Muharram?
2. Bulan Allah
Bulan Muharram juga disebut dengan syahrullah al Asham yang berarti bulan Allah yang sunyi. Keistimewaan ini diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah yaitu, Muharram.” (HR. Muslim).
3. Bulan Kemenangan Musa atas Firaun
Salah satu hari di bulan Muharram yang sangat dimuliakan oleh umat Islam adalah hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram.
BACA JUGA: Ternyata Sampel Luka Jenazah Brigadir J Diperiksa di RSCM Bukan RS Polri Kramat Jati
Saking istimewanya, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa sunnah pada hari itu, sebagai bentuk penghormatan atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa.
Hal ini juga dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata:
”Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Beliau bertanya, 'Hari apa ini?' Mereka menjawab, 'Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya, Nabi Muhammad SAW. bersabda, 'Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian.' Kemudian, Nabi Muhammad SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.” (HR. Muslim).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: