Rawan Bencana, Aktivis Lingkungan Kecam Alih Fungsi Lahan di Kaki Gunung Cakrabuana

Rawan Bencana, Aktivis Lingkungan Kecam Alih Fungsi Lahan di Kaki Gunung Cakrabuana

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Aktivis lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya mengecam pelaku alih fungsi lahan dari hutan menjadi tanaman kopi di Kaki Gunung Cakrabuana Desa Sukapada Kecamatan Pagerageung.

Karom, salah satu aktivis lingkungan menyeselakan terjadinya alih fungsi lahan di Gunung Cakrabuana ini harus jadi perhatian serius, karena bahaya jika dibiarkan.

“Saya sudah ke lokasi melihat kondisinya dan benar seperti itu. Jika dibiarkan ini akan menjadi berbahaya besar bagi kehidupan," kata Karom.

BACA JUGA:Longsor Salawu Ancam Keselamatan Jiwa dan Rumah, Bantuan Sering Tidak Sesuai Kebutuhan

"Kurang lebih sekitar dua hektare lahan yang rencana katanya akan ditanami kopi, walaupun saya belum ketemu dengan orang yang akan menanam kopinya,” ujarnya kepada Radar, Rabu 20 Jui 2022, lalu.

Menurut dia, lokasi tersebut merupakan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani yang sebenarnnya lokasi itu merupakan daerah tangkapan atau resapan air untuk wilayah aliran Sungai Citanduy.

“Jadi kalau hutannya gundul sangat berbahaya, ribuan mahluk hidup di bawah kaki Gunung Cakrabuana terancam oleh bencana longsor dan banjir,” ujar dia.

BACA JUGA:Cigalontang, Puspahiang, dan Salawu Diterjang Longsor

“Jangan berpikir ekonomi, sementara nilai ekologisnya tidak diperhitungkan. Ini harus menjadi pelajaran. Apalagi di Garut terjadi banjir bandang, kita harus berusaha menghindari bencana,” kata dia, menegaskan.

Karom menjelaskan, salah satu faktor banjir bandang di Garut itu penyebabnya adalah area resapan air terjadi alih fungsi menjadi sayuran dan lahan-lahan yang nilai ekologisnya tidak terjamin.

“Apalagi ini Gunung Cakrabuana, hutan ini hulunya Citanduy yang kena dampaknya itu bukan hanya Tasik dan Ciamis, melainkan juga hingga ke Jawa Tengah ketika ini terjadi kerusakan,” ujar dia, menjelaskan.

BACA JUGA:Kampung Naga Tasikmalaya Diterjang Banjir Bandang Luapan Sungai Ciwulan, Ini Wilayah yang Terendam...

Kata dia, berbeda dengan di Pangalengan itu sama menanam kopi, karena sebelumnya sayuran. Dengan pengalihan fungsi dari sayuran ke kopi ini ada peningkatan dari sisi ekologisnya.

Sementara kalau ini hutan, semak-semak yang begitu rimbun ditebang diganti menjadi kopi. Itu akan terjadi penurunan kualitas ekologis, apalagi kondisinya di hulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: