Rekonstruksi Jalan HZ Mustofa Ditarget Selesai 3 Bulan
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pekerjaan rekonstruksi di Jalan HZ Mustofa menimbulkan beragam ekses bagi pengguna jalan, pengendara dan masyarakat sekitar yang sehari-hari beraktivitas di kawasan pusat perdagangan tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Tasikmalaya H Dudi Mulyadi MSi meminta publik memohon maklum, meski gangguan yang ditimbulkan sudah diminimalkan agar tidak berdampak signifikan.
“Kami memohon maklum terutama bagi pengguna, pengunjung, dan warga sekitar beberapa waktu ke depan tentunya merasa terganggu aktivitas rekonstruksi. Namun, kami berupaya dampaknya tidak terlalu signifikan,” ujarnya, Senin 18 Juli 2022.
BACA JUGA: Memaksa Parkir di Badan Jalan HZ, Pengemudi Terancam Sanksi Tegas
Dia menjelaskan nantinya trotoar di kawasan tersebut bakal diperlebar bentangannya. Memberikan ruang kenyamanan dan keamanan pejalan kaki ketika berkunjung ke area tersebut.
Kemudian fungsi jalan tidak terganggu dan dikembalikan sebagaimana fungsinya sebagai lintasan kendaraan.
Ada pun selama ini fasilitas itu digunakan untuk fungsi lain seperti berjualan dan parkir kendaraan, sejatinya dalam regulasi yakni Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, tidak ada satu pasal pun yang membolehkan sarana tersebut digunakan fungsi lain.
BACA JUGA: Proyek Semi Pedestrian HZ Mulai Dikerjakan, Jalur HZ Mustofa pun Mulai Padat Merayap...
Termasuk, pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.
“Jalan itu, sebagaimana fungsinya sesuai Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan tidak ada mengatur itu dipergunakan parkir, apalagi berjualan atau dagang," kata dia.
“Ketika kita mau pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, terutama urusan jalan dan trotoar, tidak ada pengaturan fungsi lain, selain ruang bagi pejalan kaki dan lintasan kendaraan. Kita berpegang terhadap aturan tersebut,” paparnya.
BACA JUGA: PKL Menetap, Pekerjaan Fisik Penataan HZ dan Cihideung Tetap Berjalan
Namun, kata dia, pemerintah bukan berarti melarang pedagang kaki lima (PKL) berjualan. Hanya saja, tidak pada trotoar atau ruang yang difungsikan sebagai jalur pejalan kaki. Termasuk, jalan kembali difungsikan sebagai area lintasan kendaraan.
“Kami dinas bukan dalam artian melarang mereka jualan, tidak ada ke arah sana. Kami sebatas melaksanakan ketentuan dalam undang-undang, bahwa fungsi-fungsi sarana tersebut digunakan sebagaimana mestinya," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: