Ubah Limbah Jadi Jamur Bernilai Tinggi, BI Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren
CIAMIS, RADSIK - Pengembangan kemandirian ekonomi pesantren memiliki peran yang sangat penting untuk membangun basis ekonomi nasional yang kuat.
Untuk itu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya mendorong pesantren-pesantren untuk mengekplorasi potensi ekonomi di lingkungannya. Seperti Pondok Pesantren Raudhatul Irfan di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Ponpes tersebut mengembangkan budidaya jamur merang dan pengolahan limbah yang mampu memberikan dampak ekonomi yang besar sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem alam.
Limbah serabut aren yang biasanya dibuang, dimanfaatkan melalui tangan kreatif dan mampu menghasilkan jamur merang kemasan. Sekaligus solusi dalam menyelesaikan persoalan lingkungan
Pengelola Pondok Pesantren Raudhatul Irfan Dr Irfan Soleh menjelaskan, untuk meningkatkan perekonomian di pesantren pihaknya memproduksi jamur merang kemasan, membuat media tanam dan memproduksi pupuk.
“Awal mulanya dari keresahan banyaknya limbah serabut aren di lingkungan kami, kami mulai berpikir bagaimana mengolah limbah ini menjadi bermanfaat,” ujarnya.
Maka berbekal pengetahuan yang dimiliki, tahun 2015 lalu, Irfan memulai untuk mengembangkan limbah serabut aren di Kampung Kubang, Kampung Bojong Renged dan Kampung Cilengkrang menjadi media tanam jamur merang.
Bibit jamur yang diperoleh dari Karawang ini akhirnya dibudidayakan di tempatnya. Tak disangka, jamur merang yang dibudidayakannya berkembang pesat. Dalam satu hari, ia bisa memanen sekitar 80 hingga 100 kilogram jamur.
”Kami hanya menggunakan bahan baku serat yang telah dipilih, kapur dan dedak ditambah bibit jamur merang. Total dari awal pembuatan hingga panen jamur sekitar 40 hari. Alhamdulillah, meski harus dihadapkan dengan berbagai kendala, namun saat ini hasilnya sudah terlihat. Untuk satu kilo jamur dijual dengan harga Rp 35 - 40 ribu,” ujarnya.
Selain kandungan protein yang tinggi, kemampuannya mengolah limbah serabut aren, menjadi media tanam jamur merang, menjadi solusi jangka panjang persoalan limbah lingkungan. ”Selain menghasilkan jamur, media bekas tanamnya juga bisa digunakan sebagai pupuk kompos organik,” ujar dia.
Jamur yang diproduksinya dikemas dalam kemasan kaleng agar bisa bertahan lama. Dengan kemasan ini, target pasar modern juga diharapkan bisa ditembus.
”Potensi busuknya lebih cepat. Tapi dengan kemasan kaleng bisa bertahan enam bulan. Saat ini pasarnya baru pasar tradisional seperti Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Bandung, Banjar, dan sekitarnya. Untuk pasar modern, kami masih terkendala dengan syarat izin edar yang masih berproses,” tulisnya .
Selain mampu membantu penanganan limbah, pemanfaatan limbah ini juga memberikan nilai ekonomis terhadap perekonomian masyarakat sekitar dan pesantren.
”Ada banyak nilai tambah yang dihasilkan selain bagi pesantren dengan penambahan fasilitas belajar santri, juga buat masyarakat sekitar,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: