Siapa Penerima Hibah Ternak?
RADARTASIK, TASIKMALAYA - Tahun ini, Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) menggelontorkan anggaran kurang lebih senilai Rp 7 miliar.
Anggaran “jumbo” tersebut berupa hibah ternak, rencananya akan digunakan untuk membeli sebanyak 30 ekor sapi, 50 ekor domba, 100 ekor kambing serta 3.200 ekor unggas.
Nantinya, hibah ternak itu akan diberikan kepada kelompok tani (peternak) dengan skema hibah barang dan jasa. Namun hingga kini dari pengakuan Kepala DKPPP Kota Tasikmalaya H Adang Mulyana kepada Radar, pada Selasa (14/6/2022) mengatakan bahwa ternak yang baru didistribusikan yakni 17 ekor sapi, 150 ekor kambing perah dan 250 ekor domba. Jumlah tersebut belum setengahnya dari target di angka sekitar 1.000 ternak. ”Baru sebagian, sekitar 40 persen,” tuturnya kala itu.
Bantuan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tasikmalaya dengan nilai mencapai Rp 7 miliar. Penerima bisa memanfaatkan bantuan tersebut sebagaimana mestinya tanpa harus mengembalikan apa pun. ”Karena sifatnya hibah,” ucapnya.
Sasaran dari bantuan tersebut yakni kelompok-kelompok peternak yang sebelumnya mengajukan proposal. Pihaknya tidak asal memberi bantuan kepada peternak yang memang belum siap. ”Sasarannya ada 55 kelompok peternak, sesuai pengajuan,” ujarnya.
BACA JUGA: Ini Ciri-Ciri Dua Pelaku Pecah Kaca Mobil Pajero yang Beraksi di Jalan Otista Kota Tasikmalaya
Bantuan tersebut tidak semata-mata diberikan kepada masyarakat yang bergerak di bidang peternakan. Namun ditujukan untuk mendorong peningkatan ekonomi melalui peternakan. ”Tujuannya ya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Meskipun sifatnya hibah, pihaknya juga tidak lepas tangan begitu saja. Karena pembinaan dan pelatihan tetap dilakukan untuk meningkatkan kualitas peternakan. ”Bukan pengawasan, tapi lebih kepada pembinaan,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada kendala berarti bagi para peternak di luar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Ketersediaan pakan pun terbilang masih aman.
Untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, dia mengakui bahwa Kota Tasikmalaya sangat berat jika hanya mengandalkan peternak lokal. Termasuk untuk memenuhi permintaan saat Idul Adha di mana pasokan dari luar masih sangat dibutuhkan. ”Tetap kita butuh pasokan dari luar,” katanya.
Terpisah, pemerhati anggaran kebijakan anggaran pemerintah, Nandang Suherman menilai anggaran yang besar untuk bantuan hibah ternak tersebut perlu menjadi perhatian publik. Sebab efektivitas bantuan serta siapa penerimanya harus jelas. ”Jangan sampai bantuan itu menjadi mubazir. Maka dengan anggaran yang besar itu perlu transparan, tujuannya supaya tepat sasaran. Siapa penerima bantuan ternak tersebut,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (28/6/2022).
Menurut Nandang, hibah ternak merupakan sebuah program yang umum dan lumrah dilakukan organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidanginya. Namun khusus di Kota Tasikmalaya, program tersebut terkesan janggal dari segi anggaran, sumber dana sampai sasarannya.
Sebab ada beberapa hal yang menimbulkan tanda tanya besar dari program tersebut. Salah satunya mengenai anggaran yang berubah-ubah, seperti pada hibah ternak. Di KUA-PPAS angkanya sekitar Rp 6 miliar, tapi saat ditetapkan DPRD dipangkas menjadi sekitar Rp 3 miliar. “Pas dicek realisasi sampai bulan Mei mendekati Rp 6 miliar (Rp 5,6 miliar),” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: