Dewan Desak Mendag Lutfi Bekerja Maksimal Atasi Kelangkaan Minyak Goreng
Reporter:
agustiana|
Senin 07-02-2022,18:57 WIB
radartasik.com - Kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah menjadi salah satu fokus perhatian Komisi VI DPR RI.
Salah Satunya, I Gede Sumarjaya “Demer” Linggih, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai
Golkar, yang menilai kinerja Menteri Perdagangan RI, M. Lutfi yang tidak maksimal.
Demer mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan seluruh jajarannya, untuk mengawasi dan melakukan operasi pasar agar program harga
minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat dapat terlaksana dengan baik.
Demer juga meminta agar Kemendag melakukan upaya-upaya untuk mencegah penimbunan komoditas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, serta mengawasi rantai pasokan
minyak goreng di sejumlah daerah.
“
Mendag harus bisa memastikan ketersediaan
minyak goreng di pasaran.” kata Demer kepada media, Senin (07/02/22).
Demer juga mengingatkan bahwa
Mendag Lutfi harus mampu mengawal dan melaksanakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan ketentuan harga
minyak goreng curah Rp11.500/liter,
minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500/liter, dan
minyak goreng kemasan premium Rp 14.000/liter.
“Ini yang harus benar-benar dikerjakan oleh
Mendag Lutfi secara maksimal. Ini untuk kepentingan rakyat,” tambah Demer.
Selain mengawal pelaksanaan HET, Kemendag juga harus bisa melaksanakan program-program domestic market obligation dan domestic price obligation dalam rangka menjaga stabilitas harga
minyak goreng terlaksana dengan baik .
Kenaikanan harga
minyak goreng sendiri sudah terjadi sejak akhir November 2021.
Bahkan kini selain mahal, juga ketersedaiannya semakin minim, bahkan langka di sejumlah daerah.
Kondisi itu akhirnya membuat
minyak goreng kembali menjadi langka, karena di tengah masyarakat mulai muncul panic buying.
“Wajar mereka ketakutan
minyak goreng semakin mahal dan semakin susah didapatkan, karena ini salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Terlebih bagi pelaku UMKM yang tentunya sangat dirugikan karena mahal dan langkanya
minyak goreng ini,” ucap Demer.
Demer sangat menyayangkan masalah harga
minyak goreng yang terus berlanjut dan semakin sulit dikendalikan, karena lambatnya
Mendag menangani masalah ini.
“Seandainya,
Mendag bisa lebih cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan ini sejak awal, saya kira masalah ini bisa lebih cepat selesai dan tak perlu menyengsarakan rakyat lebih lama,” tutur Demer.
Demer juga tak menampik jika muncul adanya dugaan penghilangan barang saat pemerintah mulai melakukan operasi pasar besar-besaran.
Ia menduga hal itu dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
Oleh karena itu ia juga meminta
Mendag untuk memberantas kartel-kartel
minyak goreng yang menyesengsarakan rakyat.
“Sudah saatnya kartel
minyak goreng ini diberantas,” tambah Demer.
Jika masalah ini berlarut-larut, Demer memperkirakan kondisi ini akan dapat mempengaruhi upaya pemulihan ekonomi yang sudah sangat baik dilakukan oleh pemerintah selama masa pandemi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: