Dua Gejala Utama Ini Menjadi Tanda Seseorang Terinfeksi Omicron, Jangan Abai, Segera Lakukan Tes
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Senin 07-02-2022,11:00 WIB
Radartasik.com, Seseorang yang tertular varian Omicron mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sudah positif terpapar virus yang lebih cepat menular daripada varian Delta itu. Berikut ini tanda-tanda utama seseorang terpapar Omicron.
Direktur Departemen Kesehatan dan Darurat Global di Rumah Sakit Universitas Staten Island di Amerika Serikat, dr Cio-Peña mengatakan, ada dua
gejala utama yang menjadi
gejala awal
Omicron.
“Pertama cenderung hidung tersumbat dan
gejala infeksi saluran pernapasan atas (sakit tenggorokan),” katanya seperti dilansir dari
Eat This, Not That, Minggu (6/2/2022).
Gejala-
gejala tersebut tidak berbeda dengan
flu biasa. Hal ini akhirnya membuat kasus
Omicron sulit dilacak karena orang-orang yang mengalami
gejala tersebut cuek daripada melakukan tes
Covid-19.
Cio-Peña menambahkan setelah terinfeksi
Omicron, orang biasanya mulai mengalami
gejala dalam satu sampai dua hari. “Masa inkubasinya atau gejalanya lebih cepat daripada Delta atau Alpha,” jelas dr Cio-Peña.
Namun, dr Cio-Peña menegaskan vaksin tetap efektif mengurangi keparahan. Efektivitasnya dapat diperbaiki jika seseorang mendapatkan suntikan vaksin booster.
Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh
Omicron tidak separah Alpha atau Delta, yang berarti lebih sedikit orang yang berakhir sakit parah di rumah sakit. Namun, karena peningkatan transmisibilitasnya begitu menular,
Omicron tetap harus diwaspadai.
Kementerian Kesehatan Menjamin Tempat Tidur di Rumah Sakit Aman
Kementerian Kesehatan menjamin tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) masih aman di tengah gelombang varian
Omicron. Meski kasus aktif mencapai 140 ribu kasus pada Sabtu (5/2/2022), tetapi tak berbanding lurus dengan tingkat keterisian rumah sakit.
Artinya sebagian besar pasien bergejala ringan dan tak perlu menghuni atau dirawat di rumah sakit. Mereka sebagian besar melakukan isolasi mandiri di rumah.
Juru Bicara Vaksinasi
Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengambil salah satu contoh kasus data BOR dari Kota Depok, Jawa Barat. BOR di sana diklaim masih aman, berbeda saat gelombang varian Delta.
Data terbaru dari Kota Depok, Jawa Barat misalnya, menunjukkan bahwa meskipun konfirmasi kasus positif lebih tinggi daripada gelombang kedua 2021 lalu, pasien yang dirawat di rumah sakitnya baru mencapai 52 persen.
Sementara itu kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien
Covid-19 masih 22 persen dari 30 persen ruangan untuk penanganan
Covid-19.
“Ini artinya masih ada setidaknya 8 persen persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien
Covid-19,” katanya dalam keterangan resmi Kemenkes, Minggu (6/2/2022).
Menurutnya data itu berbeda dari puncak kasus pada periode Juli-Agustus 2021 saat varian Delta melanda. “Saat itu dimana jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit daripada jumlah konfirmasi per hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak,” ujar Nadia.
Ia menegaskan upaya yang perlu dilakukan saat ini adalah kembali menekan jumlah kasus dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membatasi mobilitas masyarakat. Cakupan vaksinasi dosis lengkap juga harus terus dikejar berbarengan dengan dosis vaksin ketiga untuk memperkuat imunitas kelompok.
“Masyarakat diimbau agar kembali sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan. Meski jumlah kasus meningkat dan keterisian rumah sakit dapat terkendali, namun menekan jumlah infeksi
Covid-19 akan menjaga fasilitas layanan kesehatan tetap memadai,” kata Nadia.
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: