Pengembangan Industri Kreatif Belum Optimal
RADARTASIK, TASIKMALAYA - Kota Tasikmalaya adalah daerah pusat industri kreatif. Karena memiliki segudang industri kreatif, antara lainnya; bordir, batik, payung geulis, kelom geulis, mendong, bambu dan lainnya.
Namun diakui atau tidak, potensi industri kreatif itu belum terolah secara baik. Sebab saat ini, yang menjadi tantangan melakukan regenerasi sumber daya manusia, memproduksi skala besar dan promosi.
Hal tersebut, langsung disampaikan Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kota Tasikmalaya Drs H Undang Herdiana MPd saat sambutan menghadiri Expo Industry Creative SMKN 3 Tasikmalaya, Selasa (24/5/2022).
Kata Undang, Kota Tasikmalaya memiliki potensi industri kreatif yang cukup besar, karena tersedia hampir di seluruh wilayah. Namun dalam pemanfaatan masih belum optimal, sehingga menjadi tantangan bagaimana melakukan regenerasi, promosi, dan memperluas produksi industri kreatif.
BACA JUGA: Tok! Pengadilan Tinggi Banten Putuskan Rezky Adhitya Ayah Biologis Kekey
”Kita sangat menyambut baik Kota Tasikmalaya banyak industri kreatif. Namun pemanfaatannya perlu dioptimalkan lagi,” katanya.
Karena secara kuantitatif, sambung Undang, potensi industri kreatif di Kota Tasikmalaya terbilang cukup besar, sekitar 2.000 unit pelaku ekonomi kreatif. Dengan menyerap tenaga kerja 23.565 orang yang memiliki nilai investasi Rp 350 miliar dan memiliki nilai produksi Rp 1,4 triliun.
”Dengan potensi yang besar ini, sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan industri kreatif yang sudah ada di Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Tasikmalaya, H Abun Bunyamin SE menyampaikan industri kreatif di Kota Tasikmalaya dikenal secara nasional dan internasional dengan kualitas dan karya bagus. Oleh karenanya, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana pemerintah merangkul industri kreatif terus melakukan pameran lokal, regional dan nasional, hingga internasional.
BACA JUGA: Gary Iskak Ditangkap Polisi Bersama 4 Temannya Terkait Penyalahgunaan Narkoba
”Karena kualitas produk industri kreatif Kota Tasikmalaya bagus, cuman untuk branding di luar Kota Tasikmalaya. Maka harus ada terobosan pameran secara berkala, mulai dari lokal, regional, nasional, hingga internasional,” katanya.
Selanjutnya, juga perlu adanya regenerasi dalam mengelola industri kreatif di Kota Tasikmalaya. Untuk itu, ia mendorong pendidikan di SMK mestinya 75 persen praktik dan 25 persen teori.
“Dengan pola pendidikan tersebut bisa mengikuti tuntunan zaman. Sehingga nantinya anak-anak bisa berusaha berwirausaha dan dibutuhkan pengusaha,” ujarnya. (riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: