Hidup di Rumah Rapuh: Kisah Iin, Warga Miskin Ekstrem Tasikmalaya yang Menunggu Hunian Layak
Iin (46), warga Kampung Sinargalih, Tamansari, Kota Tasikmalaya duduk di halaman belakang rumahnya yang pernah rubuh, Selasa 17 November 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
BACA JUGA:Layanan Dasar RSUD TNT Dinilai Belum Optimal, KMRT Soroti Perencanaan Pemkab Tasikmalaya
Lantainya, terbuat dari potongan papan yang bergoyang ketika diinjak, memperlihatkan tanah yang menganga di bawahnya.
Dua kamar yang lembap dan minim ventilasi hanya mempertegas bahwa rumah ini tak lagi layak dihuni.
“Kalau malam, dingin sekali. Kalau hujan, masuk,” kata Iin.
Karena takut rumahnya roboh sewaktu-waktu, Iin memilih mengungsi sementara ke rumah anaknya.
BACA JUGA:Teknisi Internet Tewas Tersetrum di Tasikmalaya, Sorotan Keras soal Kelalaian K3 dan APD
Setiap hari ia tetap bekerja sebagai buruh jahit di lingkungan sekitar. Pendapatannya tidak menentu.
“Cukup buat makan saja. Kalau buat perbaikan mah jauh,” katanya.
Rumah itu juga tidak memiliki MCK terhubung.
Fasilitas sanitasi berdiri di bangunan kecil terpisah, kondisinya sama sederhana dan rapuh.
BACA JUGA:Kepadatan Jalur Gentong Diantisipasi, Polres Tasikmalaya Kota Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Nataru
Ketua RW 7, Agus, mengenal betul kondisi itu. Ia menyebut Iin sebagai salah satu warga dengan kategori miskin ekstrem di wilayahnya.
“Laporan sudah disampaikan ke kelurahan sejak tahun lalu,” ucapnya.
Namun, rumah Iin tidak masuk daftar penerima program Rutilahu tahun itu. Agus tidak mengetahui penyebabnya.
“Saya berharap kondisi terbaru ini bisa dipertimbangkan lagi. Rumahnya sudah tidak aman,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: