Hidup di Rumah Rapuh: Kisah Iin, Warga Miskin Ekstrem Tasikmalaya yang Menunggu Hunian Layak
Iin (46), warga Kampung Sinargalih, Tamansari, Kota Tasikmalaya duduk di halaman belakang rumahnya yang pernah rubuh, Selasa 17 November 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM — Di sebuah sudut Kampung Sinargalih, Kelurahan Tamansari, Kota TASIKMALAYA, berdiri sebuah rumah panggung kecil yang tampak bertahan lebih karena kebiasaan daripada kekuatan.
Dari kejauhan, bangunan itu menyerupai tubuh renta yang dipaksa berdiri: dinding bilik menghitam, papan terlepas di sana-sini, dan atap terpal yang dulu berfungsi sebagai penyelamat kini robek tertiup angin.
Di dalam rumah itulah Iin (46) menghabiskan sebagian besar hidupnya. Seorang janda dengan satu anak, ia melanjutkan hari demi hari di rumah panggung rapuh yang dibangun sekitar tiga dekade lalu.
“Dari dulu begini, belum pernah dibenerin besar,” ujarnya pelan.
BACA JUGA:Kerusakan Tata Ruang Jadi Akar Bencana di Tasikmalaya, BPBD: Sungai Kita Sudah Tidak Utuh Lagi
Tahun 2023 menjadi titik terendah ketika sebagian atap rumah itu ambruk.
Bukan karena bencana besar, hanya karena usia bangunan yang tak lagi sanggup menopang dirinya sendiri.
Saat itu, bantuan darurat datang sekadar penanganan cepat.
“Dulu dapat terpal, kasur, selimut, pakaian, sembako,” kenang Iin.
BACA JUGA:Mahasiswa Korban Robohnya Gazebo FKIP Unsil Tasikmalaya Jalani Operasi Tiga Jam, Hasilnya?
Bantuan itu menyelamatkan untuk sementara.
Tapi setahun kemudian, Selasa siang 18 November 2025, rumah itu kembali menampakkan luka-lukanya.
Terpal yang dulu menutup atap kini robek seperti kain tua.
Dinding bilik berlubang, menyisakan celah bagi angin dan dingin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: