BACA JUGA: Tarif Parkir di Kabupaten Tasikmalaya: Motor Rp 2 Ribu Mobil Rp 3 Ribu, Sistem Masih Bagi Hasil
Tujuannya adalah membersihkan hati dari segala kesalahan sehingga bisa menjalani ibadah puasa dengan lebih khusyuk.
3. Makan Bersama (Botram) dan Berbagi Makanan
Kegiatan puncak dari munggahan adalah botram atau makan bersama.
Nenu yang dihidangkan biasanya sederhana, seperti ayam goreng, sambal, ikan asin, lalapan, dan sayur-sayuran khas Sunda.
Selain itu, masyarakat juga saling mengirim makanan kepada tetangga sebagai wujud kepedulian dan kebersamaan.
Munggahan: Lebih dari Sekadar Tradisi
Dalam perkembangannya, tradisi munggahan sebelum puasa tidak hanya menjadi ajang berkumpul keluarga, tetapi juga momen untuk memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesiapan spiritual menjelang Ramadhan.
Singkatnya, tradisi munggahan pada masyarakat Sunda, khususnya di Jawa Barat adalah wujud kesiapan lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
BACA JUGA: Xiaomi 14 Ultra Terbaru Hadir dengan Kamera Leica dan Snapdragon 8 Gen 3
Melalui tradisi ini, masyarakat Sunda diajarkan untuk memasuki bulan penuh berkah dengan hati yang bersih dan semangat berbagi.
Lebih dari sekadar warisan budaya turun temurun, munggahan adalah simbol kebersamaan, kepedulian, dan kesiapan batin.