Sementara itu, suami M, Y (44), juga tidak mengetahui kehamilan istrinya dan sibuk dengan pekerjaan membuat cilok keliling.
M menyebutkan bahwa kehamilan sebelumnya tidak mengalami hal serupa; dua anaknya lahir normal dan sehat, sementara dua lainnya meninggal dunia.
Feni Yulita, ahli gizi Puskesmas Kawalu, mengatakan bahwa kasus ini adalah pelajaran penting tentang pentingnya pemantauan kesehatan selama kehamilan.
Absennya perhatian dari ibu dan instansi kesehatan berpotensi menyebabkan kasus stunting.
BACA JUGA:Tempat Nongkrong Asyik di Karangnunggal, Yuk Coba Kulineran di MM Food Court, Ada Banyak Jajanan Lho
“Sewaktu lahir, EF dinyatakan BBLR (berat badan lahir rendah) karena kader Posyandu tidak mengetahui kehamilan M,” ujar Feni.
Ia menambahkan, M seharusnya melaporkan tanda-tanda kehamilan kepada kader Posyandu untuk memastikan kondisinya.
Saat ini, M telah menerima bantuan susu formula sebanyak 18 dus dan diminta untuk rutin memberikan asupan nutrisi serta melaporkan perkembangan EF, yang kini sudah mencapai berat 3 kilogram.
Namun, angka tersebut masih di bawah batas minimal karena EF baru berusia enam bulan.