
Di Malaysia, dikenal sebagai kuih cucur. Sedangkan di Brunei disebut kuih pinyaram.
Kue cucur juga memiliki nama berbeda di Thailand, yaitu khanom fak bua atau khanom chuchun. Sementara di India dikenal dengan nama Neyyappam.
3. Ali Agrem, Kudapan Renyah dari Karawang
Ali Agrem adalah makanan tradisional dari Karawang. Namanya menggambarkan bentuk lingkaran dengan lubang di bagian tengah seperti cincin, yang dalam bahasa sunda disebut ali.
Ali agrem dibuat dari tepung beras, santan, dan gula kawung (gula palem), menciptakan rasa manis dan tekstur yang renyah.
Sementara itu di daerah Pandeglang, Banten, ali agrem dikenal sebagai Paniarem, sebuah kue tradisional yang populer di daerah Menes dan sekitarnya.
Ali agrem memiliki ukuran yang mirip dengan kue donat, dengan cita rasa yang serupa dengan kue cucur dan burayot.
Ketiga makanan tradisional yang dibahas di atas, yaitu Burayot, kue cucur, dan ali agrem, bisa menjadi pilihan lezat untuk dinikmati saat Hari Raya Idul Adha nanti.
Burayot, dengan rasa manis dan gurihnya, bisa menjadi camilan yang unik di samping hidangan daging kambing atau sapi yang biasa disajikan saat Idul Adha.
Begitu juga dengan kue cucur, tekstur renyah dan rasa manisnya yang khas, bisa menjadi pilihan yang menyenangkan untuk dinikmati bersama keluarga dan teman-teman.
Sedangkan ali agrem, dengan cita rasa yang tak kalah nikmatnya, juga bisa menjadi pilihan cemilan enak saat Idul Adha.
Jadi, selain menikmati hidangan daging khas Idul Adha, anda juga bisa mencicipi ketiga kudapan tradisional ini untuk menambah kehangatan dan kebersamaan saat perayaan Idul Adha nanti.
Burayot, kue cucur, dan ali agrem meskipun terbuat dari bahan yang sama, namun masing-masing menawarkan pengalaman rasa yang unik, menunjukkan kreativitas dan warisan budaya yang kaya di balik setiap makanan.