Dengan semangat berbuka, Abu Nawas berkata, "Wah, sudah saatnya berbuka!"
BACA JUGA: Atasi Kulit Kering dengan Moisturizer Wardah, Rasakan Wajah Glowing Bebas Kusam
BACA JUGA: Waduh, Belum Sepekan Jumlah Kasus DBD di Kota Banjar Melonjak Mencapai 101 Pasien
Namun, salah seorang temannya memberikan saran, "Minumlah terlebih dahulu agar puasamu batal." Abu Nawas menurut dan segera minum.
Setelah itu, teman mereka menyarankan, "Mari shalat terlebih dahulu, nanti kamu ketinggalan shalat maghrib."
Abu Nawas pun mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat maghrib.
Namun, setelah shalat maghrib selesai, Abu Nawas belum bisa makan nasi karena temannya menginginkan agar Abu Nawas mengaji Al-Quran terlebih dahulu.
"Ayo, mengaji Al-Quran dulu selagi perut masih kosong. Kalau setelah kenyang, bisa membuatmu mengantuk," ucap temannya.
Abu Nawas merasa sedikit jengkel karena teman-temannya seolah-olah sedang mempermainkannya. Meskipun begitu, ia tetap nurut dan mengaji Al-Quran.
Setelah selesai mengaji, justru Abu Nawas diajak untuk mengikuti lomba tidur. Siapa pun yang memiliki mimpi paling indah, berhak memenangkan makanan untuk disantap.
"Abu Nawas, sekarang kita lomba tidur. Besok pagi, orang yang memiliki mimpi paling indah akan mendapatkan makanan ini," kata salah seorang temannya.
Abu Nawas mulai menyadari bahwa teman-temannya sedang mempermainkan dirinya. Dia setuju untuk mengikuti lomba tidur dengan rasa marah dalam hati.
Pada pagi harinya, ketiganya bangun dan salah satu temannya bercerita, "Aku bermimpi indah banget semalam! Aku memiliki mobil mewah, rumah mewah, pesawat pribadi, dan uang yang berlimpah."
"Mimpimu memang indah, tapi terlalu egois," kata temannya yang lain. Kemudian teman yang lainnya juga menceritakan mimpinya,
"Aku bermimpi bahwa negara kita bebas dari hutang, infrastruktur yang luar biasa, jalan-jalan yang mulus, pelabuhan yang lancar, biaya transportasi yang murah, dan rakyat yang sejahtera hingga tidak ada lagi orang yang perlu menerima zakat."
"Wah, mimpimu sungguh hebat," kata teman mereka. Lalu mereka meminta Abu Nawas untuk menceritakan mimpinya. Abu Nawas berkata, "Mimpiku biasa saja"