Bos Smart Air Bicara Soal Usia Pesawat yang Jatuh di Hutan Binuang Kalimantan Utara, Ini Penjelasannya
PANGANDARAN, RADARTASIK.COM— Bos Smart Air bicara soal usia pesawat yang jatuh di Hutan Binuang Kalimantan Utara yang menewaskan Deni Sobali warga Pangandaran yang jadi teknisi pesawat tersebut.
Menurut CEO Smart Aviation Pongky Majaya, pesawat Smart Air yang jatuh tersebut umurnya belum sampai dua tahun.
"Saat itu, kebetulan pesawat membawa sembako 583 kilogram untuk penduduk di daerah Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara," jelasnya kepada wartawan di Cijulang, Pangandaran, Senin 11 Maret 2024.
Pada saat itu, kata dia, cuaca dalam keadaan terpantau baik tapi kemudian mendadak pesawat hilang kontak pada ketinggian 9.000 feet dengan kecepatan normal.
"Yang menjadi pertanyaan bagi kita, ada gangguan apa yang menyebabkan pilot mendadak hilang kontak di atas tengah hutan," katanya.
Meskipun demikian, insiden tersebut sudah terjadi dan kini pihaknya sedang mengupayakan asuransi jiwa untuk korban.
"Selain itu, ketenagakerjaan dan tentunya tunjangan-tunjangan," terangnya.
BACA JUGA: 3 Orang Terseret Ombak Besar di Pangandaran saat Mencari Keong Laut, 2 Hilang 1 Selamat
BACA JUGA: Salat Tarawih Perdana di Tasikmalaya Disambut Antusias, Jemaah Meluber ke Halaman Masjid Agung
CEO Smart Aviation Pongky Majaya juga mengenang sosok Deni Sobali sebagai sosok yang sangat strong, friendly, dan mudah bergaul.
"Kami merasa sangat kehilangan. Dia bekerja kurang lebih selama tiga sampai empat tahun," ujarnya.
Karangan bunga berjejer di sekitar rumah duka Deni Sobali, teknisi Smart Air yang tewas setelah pesawat Smart Air jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: deni nurdiansyah / radartasikmalaya--