Nilainya mulai Rp 100.000 hingga Rp 150.000 plus kaos dan paket sembako.
“Ini kebetulan untuk dewan provinsi dan pusat masih belum ada,” katanya saat saya kontak ‘H-3’ pencoblosan Pemilu 2024 yang jatuh di hari Rabu, 14 Februari 2024.
Ada puluhan foto KTP warga yang memiliki hak pilih disimpan di album HP perempuan berbodi padat berisi itu.
Maklum Teteh rajin menjaga kebugaran tubuhnya.
Sayangnya, gayung tidak bersambut. Niat baik Teteh membantu caleg tidak berjodoh.
Caleg yang mau disambungkan relasinya itu menolak menggunakan uang sebagai pelancar mendapatkan suara.
Caleg itu beralasan ingin mengedukasi warga agar tidak menjadi obyek politik uang.
Maklum, caleg tersebut selain perempuan, juga dari partai yang dikenal idealis dan anti politik jenis begituan.
Entah juga, apa itu alasan karena tidak ada uang untuk mengganti jasa suara yang disiapakan Tetah.
Seorang caleg untuk DPRD Kota Tasikmalaya di dapil paling gemuk, sebut sjaa hamba, mengaku berat mengikuti kontestasi di pemilu legislatif 2024.
Dia selain harus bersaing dengan rekan satu partai, juga berhadapan dengan caleg beda partai yang memiliki banyak uang.
“Ada yang tabur antara Rp 750 juta sampai Rp 1,5 miliar,” ungkap caleg ini.
Hamba sampai merasa sudah menguras ratusan juta uang yang dimilikinya untuk jadi anggota DPRD Kota Tasikmalaya.
Hamba yang begitu ingin idealis tercengang juga melihat animo warga yang “haus” taburan uang serangan fajar.
Jangankan untuk meyakinkan orang yang jauh, tetangganya sendiri banyak ynag memilih caleg lain yang memberi uang.
“Ternyata memang harus kaya jika ingin berjuang,” simpulnya ketika peroleh suara usai pencoblosan 14 Februari 2024 mulai dihitung.