68 Persen Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Rendah, Pak Pj Wali Kota Apa Tidak Bahaya Loh?

Minggu 11-02-2024,18:19 WIB
Reporter : Alisundana
Editor : Alisundana

Pemerintah kota, saran Sekjen FPT ini, tentu dapat melibatkan seluruh elemen vertikal (Forkopimda) dan Pimpinan Instansi (BUMN/Perbankan).

Termasuk kalangan pengusaha untuk segera menyiapkan langkah konkrit berupa Ujian Penyetaraan (Paket A, Paket B dan Paket C), bagi masyarakat yang usianya sudah melebihi usia sekolah yang wajar.

“DiTasikmalaya terdapat banyak perguruan tinggi. Saya yakin Forum Peduli Tasik (FPT) akan dapat berperan aktif, berkolaborasi dengan wali kota dan Forkopimda serta seluruh elemen masyarakat Kota Tasikmalaya,” tukasnya.

Pemkot Tasikmalaya, tambahnya, tentu dapat mengusulkan program percepatan kepada pemerintah pusat.

BACA JUGA:6 Hal Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ramadhan, Apa Saja? Simak Sampai Selesai Ya

BACA JUGA:Durian Lokal Tasikmalaya dari Sukaraja dan Karangnunggal Walau Ukurannya Mungil Rasanya Legitnya Nagih

“Yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menghadirkan Program Paket A, B dan C untuk mengejar ketertinggalan rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Kota Tasikmalaya,” tandasnya.

Joko Sudarmawan mengajak agar para pimpinan BUMN, pengusaha dan Akademisi dapat bahu membahu untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga Kota Tasikmalaya.

“Ayo segera kita mulai, agar daya saing masyarakat Kota Tasikmalaya pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, dapat terus ditingkatkan di level Asean maupun level yang lebih tinggi,” ajaknya.

Guru Besar Universitas Siliwangi Prof. Dr. Kartawan, juga turut menyikapi data 68 persen  tingkat pendidikan warga Kota Tasikmalaya rendah.

BACA JUGA:Poco X5 Pro Smartphone Baru Dari Xioami Spesifikasi Gahar dengan Harga Miring?

BACA JUGA:5 Sunah Puasa Ramadhan yang Bisa Dilakukan Saat Ibadah Puasa, Pahalanya Bisa Berlipat Ganda

Prof. Kartawan menyarankan  perguruan tinggi harus ada kuota untuk warga Kota Tasikmalaya.

Lalu untuk pendidikan dasar dan menengah harus ada program dari pemerintah Kota Tasikmalaya.

“Pendidikan kan kewajiban nagara. Sebelum membangun fisik mestinya sumber daya manusia dulu yang dibangun,” tandas Prof. Kartawan.

Sangat mengejutkan ketika Prof. Kartawan menyampaikan adanya data Intelligence  Quotient (IQ) atau nilai kecerdasan orang Indonesia terendah di ASEAN.

Kategori :