Lalu pelan-pelan menganggukan kepala seraya berujar lirih ,“Guru, memang benar....Tama sudah gugur.”
Jawaban Yudhistira sesuai perintah Kresna.
BACA JUGA:Rumah Warga Kabupaten Tasikmalaya Rusak Tertimpa Pohon saat Diguyur Hujan Deras
Dia menyebut nama gajah Hestitama. Tetapi yang dikeraskan hanya pas kata TAMA.
Resi Dorna yang sedang galau tidak fokus dengan apa yang dilakukan Yudhistira.
Rasa percaya kepada Yudhistira yang tidak pernah berkata bohong lebih mendominasi pikiran Resi Dorna saat itu.
Resi Dorna terpukul mentalnya. Dia pamit meninggalkan Yudhistira dengan langkah gontai. Putus harapan.
Resi Dorna merana sekali. Air matanya berurai. Tangisan sang resi pecah tak kuasa menahan kesedihan.
Hidup sudah tidak ada artinya lagi setelah putra kesayangannya Aswatama gugur.
Sebab apa yang dilakukannya dengan berpihak kepada Hastinapura demi masa depan anaknya Aswatama.
Meski begitu Resi Dorna tetap kembaki ke medan pertempuran. Tetapi karena mentalnya sudah terpukul hebat, kesaktiannya seperti lenyap.
BACA JUGA:Jembatan Gantung di Cigugur Kabupaten Pangandaran Kondisinya Memprihatinkan
BACA JUGA:Target 2023 Tercapai, Pajak Hiburan di Kabupaten Pangandaran Naik 40 Persen
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Drestadyumena untuk membunuhnya. Resi Dorna pun gugur di Kurusetra laga Bratayuda.
Kresna sang ahli siasat tersenyum girang.