Tetapi Kresna “keukeuh” memaksa agar Yudhistira menuruti apa yang jadi siasatnya.
“Ini demi kemenangan Pandawa dalam Bratayuda!” tegas Kresna.
“Tetapi ananda pantang untuk berbohong. Itu prinsip selama hidup ananda,” tolak Yudhistira.
Kresna yang cerdas memahami pergulatan batin Yudhistira. Lalu diberikan teknik agar Yudhistira mau menuruti perintahnya.
“Ananda cukup menganggukkan kepala saja. Ucapkan pelan kalau yang mati itu gajah Hestitama. Hanya saat mengucapkan tama keraskan suaramu,” kata Kresna.
“Ini demi kemenangan Pandawa dalam Bratayuda. Ananda pemimpin Pandawa, kemenangan itu sekarang ada di keputusan ananda!” desak Kresna.
Akhirnya Yudhistira setuju dengan taktik Kresna jika Resi Dorna menemuinya.
Tibalah Resi Dorna ke pesangrahan Pandawa. Menemui Yudhistira.
BACA JUGA:Dengan 5 Spek Gahar Sharp AQUOS Sense8 Dihargai Rp 5.999.000
BACA JUGA:4 Fitur Suzuki Grand Vitara Tetap Nyaman dan Aman di Musim Hujan
Yudhistira kedatangan Maha Gurunya langsung menyambut dengan penghormatan.
Tanpa basa-basi Resi Dorna langsung kepada tujuannya menemui Yudhistira.
“Anakku Yudhistira, kamu orang paling jujur. Aku ingin tahu tentang kabar tentang anakku Aswatama. Benarkah Aswatama sudah gugur?” Tanya Resi Dorna.
Yudhistira terdiam.
Resi Dorna kembali mengulang pertanyaannya dengan intonasi suara lebih keras terbawa suasana hatinya.
Yudhistira menatap lembut kepada Maha Gurunya itu.