Lahan Puso Akibat Kemarau Panjang di Kabupaten Garut Capai 144 Hektare
GARUT, RADARTASIK.COM - Musim kemarau panjang nampaknya masih terus berlangsung, meskipun di beberapa daerah sudah turun hujan dengan intensitas rendah sampai sedang. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Garut.
Meskipun hujan sudah mulai turun di beberapa wilayah Kabupaten Gaut, namun masih dalam intensitas yang rendah. Dengan begitu masih banyak masyakat yang masih terdampak kekeringan, mulai dari kesulitan air bersih dan juga gagal panen para petani.
Sub koordinator Penanganan Bencana Alam Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Dudung Sumirat mengatakan, laporan sampai tanggal 31 Oktober 2023 sudah ada 478 hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan yang cukup panjang ini.
BACA JUGA:PPDI Pangandaran Ingin Ada Status Kepegawaian Bagi Perangkat Desa
Ia merinci dari 478 hektare lahan yang terdampak kekeringan tersebut terbagi menjadi empat kategori.
"Yang ringan itu 80 hektare, yang sedang 106 hektare, yang berat 148 hektare dan yang puso 144 hektare," ucapnya, Rabu 1 November 2023.
Terang Dudung, untuk luas tanaman yang terancam kekeringan di Kabupaten Garut sebesar 1.057 hekatere yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Garut.
Ia mengungkapkan jika kemarau tahun ini hampir merata ke semua wilayah yang ada di Kabupaten Garut.
BACA JUGA:UMKM Kota Banjar Harus Terus Bergerak untuk Geliatkan Perekonomian
"Karena musim kemarau yang cukup panjang saya kira ini cukup merata dan berpotensi masih ada penambahan," terangnya.
Berdasarkan pemeriksaan dan laporan di lapangana ia menuturkan ada beberapa daerah yang memang dikategorikan parah.
"Yang terparah ada beberapa kecamatan seperti Kecamatan Peundeuy, Kecamatan Cisompet, dan Kecamatan Selaawi," bebernya.
Ia mengatakan pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya dalam penanganan kekeringan di bidang pertanian ini seperti halnya penanganan swadaya dengan memberdayakan para kelompok tani yang tersebar di 21 kecamatan.