Sepenggal Kisah dari Para Penerima Beras Bantuan Pemerintah, Meski Tak Layak Konsumsi Tetap Dimakan
TASIK, RADARTASIK.COM - Bergembira. Rela mengantri berjam-jam. Ada juga yang sampai tidak kuli hari itu. Semua persyaratan yang harus dibawa pun dipenuhi. Antrian panjang bukan jadi halangan.
Yang terbayang adalah sekarung beras berisi 10 kilogram yang bisa dimasak dan dimakan untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga.
Meskipun cum 10 kilogram beras, tapi bagi para penerima beras bantuan pemerintah, itu sangat berharga. Mungkin 10 kilogram beras hanya bisa cukup untuk 10 hari, bagi yang anggota keluarganya sedikit.
BACA JUGA:Anggota Binaan KOPMU-DT Dilatih Social Entreprenership Sebagai Solusi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Tapi ada juga yang hanya cukup untuk makan 3-5 hari bagi yang jumlah keluarganya banyak. Berapa pun cukupnya yang terpenting beras bantuan pemerintah ini bisa dibawa pulang.
Terlebih saat ini harga beras di pasar-pasar di Kota Tasikmalaya pun masih cukup tinggi. Di warung pun sama masih tinggi. Sehingga bagi para penerima beras bantuan pemerintah, ini adalah berkah. Sedikit mengurangi dan memberi jeda untuk sekadar tidak membeli beras beberapa hari saja.
Sebut saja, namanya Ibu. Hari itu ibu dengan semangat pergi ke kantor kelurahan untuk mengambil beras bantuan pemerintah.
Selama beberapa tahun lalu ibu ternyata tidak terdata untuk mendapat beras bantuan pemerintah. Tapi berkat usaha dari RT dan RW setempat, di tahun ini Ibu pun bisa menjadi penerima beras bantuan dari pemerintah.
Hatinya sangat senang, karena ada beberapa beras pembagian pemerintah yang pernah dia terima kondisinya bagus. Berasnya putih, nasinya pulen, enak untuk dinikmati makan bersama keluarga, meskipun hanya 10 kilogram saja.
Kali Ibu pun berpikir akan mendapatkan beras dengan kualitas yang sama. Dia ikut mengantri seperti biasanya. Tibalah giliran dirinya, dia terima 10 kilogram beras itu.
Dibawa lah pulang beras itu, untuk segera dimasaka. Dia buka kemasannya yang menggunakan karung kecil.
Betapa kagetnya Ibu saat membuka beras bantuan pemerintah. Warnanya berbeda dengan yang dulu. Warnanya agak kecoklatan, berasnya kotor, butirannya kecil-kecil. Ibu hanya bengong melihat kondisi beras yang seperti itu.