Harus diketahui bahwa Machmud Singgirei Rumagesan merupakan Raja muda di Fakfak.
Machmud Singgirei Rumagesan menjabat sebagai Raja Sekar di usia 21 tahun dengan gelar Raja Al Alam Ugar Sekar (Raja yang lahir dan tumbuh tanpa pengaruh dan kuasa dari kerjaan lain).
Machmud Singgirei Rumagesan memperjuangkan pembebasan Irian Barat dari kolonial Belanda.
Machmud Singgirei Rumagesan bersama Raja Rumbati dan Ibrahim Bauw, menyerukan perlawanan melalui mimbar-mimbar di masjid untuk menentang penjajahan Belanda.
Machmud Singgirei Rumagesan pernah beberapa kali di tawan oleh Belanda dan mendekam di beberapa penjara, seperti Saparua, Sorong-Doom, Manokwari, Hollandia akibat aksinya itu hingga diasingkan ke Makassar.
Aksi dan perjuangannya kemudian membawa Irian Barat bergabung dengan Indonesia pada Desember 1949.
Atas keberhasilan tersebut, Machmud Singgirei Rumagesan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Republik Indonesia pada periode 1959-1965.
5. Silas Papare
Pahlawan nasional Indonesia dari Papua lainnya yaitu Silas Papare.
Silas Papare lahir di Serui pada 18 Desember 1918.
Silas Papare meninggal pada 7 Maret 1979 di umur 60 di Serui, Papua.
Silas Papare mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 14 September 1993 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.77/TK/1993.
Silas Papare berjuang dalam penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia yang saat itu hendak dipisahkan oleh Belanda.
Peran Silas Papare luar biasa dalam mengintegrasikan Papua ke Indonesia.
Silas Papare mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta sebagai upaya membantu pemerintah Republik Indonesia dalam memasukkan wilayah Irian Barat ke wilayah RI pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta.