Untuk mencapai lokasi air terjun ini, Anda harus bersiap untuk berjalan kaki melalui jalan setapak yang berkelok-kelok selama sekitar 30 menit dari area parkir.
Jalan setapak ini dikelilingi oleh hutan bambu dan kebun, menciptakan suasana alam yang asri dan segar.
BACA JUGA:Danau Bacan Wisata Alam di Sukabumi, Panorama Indah Danau Hijau Dipadu Cahaya Sunrise
Mitos dan Misteri Curug Panganten
Curug Panganten memiliki nama yang unik dan berasal dari Bahasa Sunda, yang berarti pengantin.
Nama ini merujuk pada sepasang air terjun yang ada di lokasi ini.
Salah satu air terjun memiliki aliran yang lemah, sementara air terjun utamanya memiliki aliran yang sangat kuat.
Mitos menyebutkan bahwa pasangan yang mengunjungi Curug Panganten akan mengalami masalah dalam hubungan mereka, sehingga beberapa orang meyakini bahwa tempat ini sebaiknya tidak dikunjungi oleh sepasang kekasih.
Selain itu, Curug Panganten juga dikelilingi oleh berbagai mitos dan kisah misteri lainnya.
BACA JUGA:Wisata Alam Situ Patenggang Bandung: Danau dengan Panorama Kebun Teh dan Simbol Cinta Sejati
Beberapa mengatakan bahwa tempat ini adalah tempat bersemedi atau tempat bertapa, sementara yang lain mempercayai bahwa keberadaannya terkait dengan cerita tragis sepasang pengantin yang hanyut di sungai.
Petualangan menuju Curug Panganten melibatkan perjalanan yang cukup menantang.
Akses jalan berupa jalan tanah yang akan menjadi licin dan berlumpur terutama saat musim hujan.
Oleh karena itu, disarankan untuk berkunjung selama musim kemarau, ketika aliran air terjun lebih jernih dan akses jalan lebih aman.
Anda juga harus melintasi jembatan bambu sederhana dan menyusuri tepian kali yang bersisian langsung dengan jurang.
BACA JUGA:Taman Begonia Lembang: Wisata di Taman Bunga yang Tumbuh Sepanjang Musim