Dibalik Ketajaman Pedang Bambu KH Zainal Mustofa saat Perang Melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya

Selasa 15-08-2023,20:05 WIB
Reporter : Ujang Nandar
Editor : Rezza Rizaldi

Dibalik Ketajaman Pedang Bambu KH Zaenal Mustofa saat Perang Melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Bambu adalah jenis tumbuhan beruap yang termasuk dalam keluarga Poaceae atau rumput-rumputan. Bambu memiliki batang yang kuat, serat yang fleksibel, dan pertumbuhan yang cepat. 

Tumbuhan ini ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Bambu memiliki peran penting dalam budaya, ekonomi, dan lingkungan di Indonesia.  

Di Indonesia terdapat belasan jenis bambu. Ada bambu kuning, hitam, petung, emprit, tali putih, tempurung, pucuk, apus dan lain sebagainya. 

BACA JUGA:Mau Nonton Konser Dewa19 di Bandung? bank bjb Beri Diskon Tiket lewat DIGI dan DigiCash, Cek di Sini!

Bambu ini tak hanya menjadi bahan dasar seni kerajinan, pangan dan lainnya. Namun dalam catata sejarah, bambu menjadi bahan penting yang digunakan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan untuk mengusir penjajah.

Seperti halnya di Tasikmalaya, bambu digunakan sebagai bahan dasar senjata. Senjata tersebut dikenal dengan nama pedang bambu, alias pedang yang terbuat dari bambu.

Pedang bambu ini adalah senjata tradisional yang terbuat dari bambu kuning yang memiliki ketajaman setara dengan pedang besi. 

Senjata ini digunakan oleh KH Zainal Mustofa, pahlawan nasional dari Kabupaten Tasikmalaya, dalam perjuangannya melawan penjajahan pasukan Belanda dan Jepang. 

BACA JUGA:Gerhana Matahari Cincin Api, Akan Muncul Oktober 2023

Meskipun terbuat dari bambu, pedang ini mampu digunakan para santri untuk melawan dan mengalahkan tentara Jepang, membuktikan kemampuan serta ketangguhan mereka dalam mempertahankan tanah air.

KH Atam Rustam, cucu ketiga dari Istri Pertama KH Zainal Mustofa mengungkapkan, pedang bambu yang digunakan kakeknya sebagai senjata dalam perang melawan Jepang dan Belanda ternyata dibuat oleh seorang santri. 

"Berdasarkan informasi dari salah satu santri yang ikut berperang bersama Abah (panggilan akrab KH Atam kepada kakeknya, KH Zainal Mustofa, Red), bambu tersebut dibuat oleh seorang santri," ungkapnya kepada radartasik.com, Selasa 15 Agustus 2023.

Pedang bambu tersebut, terang dia, dibuat oleh seorang santri warga Sukamanah, Kecamatan Sukarame dan Cicangkudu, Kecamatan Mangunerja, Kabupaten Tasikmalaya. 

BACA JUGA:10 ‘Harta Karun’ dari Tasikmalaya Berwujud Batu Mulia, Ada Emas Hingga Kecubung

Kategori :