Dr Lusi Nurhayati Bikin Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Nikah ‘Ambyar’ Loh!

Jumat 11-08-2023,14:06 WIB
Editor : Alisundana

Terutama pendidikan agama. Urusan sholat dan mengaji sangat prioritas. 

BACA JUGA:Sejarah Perjuangan Rakyat Tasikmalaya Usir Belanda: Pasukan Kapten Burdah Sukses Menyergap Konvoi Belanda

Bapak dari keluarga santri. Ayah dan kakek bapak merupakan ajengan di kampungnya, Cigalumpit, Desa Neglasari, Limbangan, Kabupaten Garut.

Ayahnya bapak Kiai Ma’mun yang wafat saat bapak usia 3 tahun. Sementara kakeknya KH Zainal Musthofa tokoh hizbullah yang gugur dibunuh Belanda dan anteknya sepulang dari undangan pengajian.

Latar belakang sebagai anak ajengan sekaligus yatim, sang bapaknya sangat keras menanamkan nilai-nilai agama.

Bapak ingin anak-anaknya sukses bisa hidup mandiri dan memiliki akhlak yang baik.

BACA JUGA:Ayo Test Drive 3 Model Hybrid Unggulan Suzuki di GIIAS 2023!

Kalau ada satu dari anaknya berbuat yang kurang patut, semua anaknya dikumpulkan.

Momen ini bagi Lusi juga kakak dan adiknya yang lain, ini yang paling menyebalkan.

Sebab yang tidak salah jadi kena getah diceramahi bapak. Sebalnya kalau sepupu tahu lagi dikumpulkan, suka meledek setelahnya.

Tapi begitulah cara bapak mendidik anak-anaknya. Keras dan tegas.

BACA JUGA:Wow Balai Budaya Indonesia Bikin Takjub 2 Guru SMAN 3 Kota Banjar, Jadi Catatan Perjalanan Selama di Australia

Didikan lainnya masalah kejujuran, hidup dengan berbagi kasih sayang dengan sesama tanpa membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, merupakan ajaran yang ditanamkan sang bapak ke anak-anaknya.

Bapak juga mengajarkan hidup sederhana. Dia tulen abdi negara. Hidup secukupnya dari gaji.

Tambahan lain paling dari memanfaatkan lahan sawah dan kebun milik nenek dan kakek.

Kolam ditanami ikan, kebun ditanami singkong dan pisang. Sesekali menggarap sawah sawah nenek gantian dengan uwak (kakak dari ibu).

Kategori :