"Terlihat dari wawasan selama dia berbincang dengan Encang dan Krisma, dan kulihat penuhnya lemari buku di perpustakaan pribadinya," ujarnya.
"Ok, kita sudah mengobrol dua jam lamanya, dan kalian pasti lapar. Saya akan ajak kalian makan di mall," kata Steve penuh semangat.
Shellee dan kedua anaknya pun ikut serta. Dua mobil beriringan. Dan anehnya, selama di perjalanan, Encang dan Krisma tidak mendengar satu pun mobil yang membunyikan klakson.
BACA JUGA:Waspada Kanker Serviks! Ribuan Anak Perempuan di Kota Banjar Diimunisasi
Shellee tertawa saat mendengar komentar Encang atas kedisiplinan warga Australia dalam berkendara.
"Haha, saya tahu, di Indonesia, lampu hijau menyala 3 detik saja dan mobil paling depan lalai untuk melaju, orang-orang di belakangnya sudah membunyikan klakson," katanya.
Setiap pagi dan sore, Shellee bergantian dengan suaminya, Steve, yang juga seorang guru sejarah di sebuah SMP di kota yang sama, mengantar jemput.
Mulai dari hotel, sekolah, mall, tempat wisata, mereka berdua selalu siap siaga mengantar kemana pun.
BACA JUGA:Jawa Barat Jadi Tuan Rumah Olimpiade Geografi Internasional Ke-19
Senin 7 Agustus 2023, setelah seharian melakukan observasi kelas dan mendampingi Shellee mengajar, Steve mengajak Encang dan Krisma berkeliling kota Canberra dan berwisata edukasi.
"Sore hari ini saya akan mengajak kalian ke War Memorial dan ke puncak gunung Ainsile," kata Steve penuh antusias, saat menjemput di UC Secondary College Lake Ginnindera tepat pukul 15.00 sesuai yang di janjikan.
Ya, orang Australia memang dikenal dengan budaya on time. Tidak ada kata terlambat dan selalu menepati janji.
"How was your day?," tanya Steve.
BACA JUGA:Afgan Ceritakan Pengalaman Sleepwalking yang Menarik Perhatian
"Menyenangkan sekali, Steve, kami berkenalan dengan seluruh guru dan berkeliling ke setiap ruangan, melakukan observasi kelas, mengikuti rapat singkat dengan para guru, masuk kelas mendampingi istri Anda di kelas internasional," kata Encang.
"Dan besok kami akan mulai masuk kelas untuk memperkenalkan budaya Indonesia sekaligus mengajar Bahasa Indonesia," jawab Encang pada Steve, tentunya menggunakan Bahasa Inggris, karena Steve tidak tahu sama sekali Bahasa Indonesia, berbeda dengan istrinya, Shellee.