Jarak yang cukup jauh saat itu, seolah sangat pendek dan dekat. Apalagi bila kita berolahraga bersama teman-teman, biasanya sambil ngobrol dan sambil bercanda, tiba-tiba udah sapai di Jembatan Cirahong.
Selain destinasi di hari Minggu, Jembatan Cirahong juga jadi salah satu jalan liter aktif menuju Kabupaten Ciamis.
Puluhan tahun bahkan mungkin sudh ratusan akun, jembatan ini banyak digunakan oleh masyarakat sekitar juga masyarakat dari daeah lain sebagai jalan alternative.
Di bawah Jembatan Cirahong ini mengalir Sungai Cirahong, yang airnya selalu deras. Beberapa cerita mistis di sekitar Jembatan Cirahong, pun kerap terdengar sejak dulu.
BACA JUGA:Dewa 19 Bakal Konser di Tasikmalaya, Baladewa Berharap Ari Lasso dan Kirana
Namun dibalik banyaknya cerita mistis tentang Jembatan Cirahong, lebih banyak cerita dan kenangan masa kecil yang mungkin tidak bisa dilupakan oleh banyak orang.
Pembangunan jembatan Cirahong Ciamis-Tasikmalaya menarik untuk diketahui generasi masa kini.
Jembatan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di akhir abad ke-18. Awal pembangunan Jembatan Cirahong pada tanggal 19 Agustus 1893. Secara khusus, besi-besi konstruksi jembatan Cirahong didatangkan dari Eropa.
Desain konstruksi Jembatan Cirahong atau dikenal sebagai Jembatan Citandui 1 dikembangkan oleh kepala petugas bangunan bernama Hesselink.
BACA JUGA:Hotel Horison Tasikmalaya Destinasi Pilihan Para Artis, Cocok Buat Honeymoon Romantis
Hal itu seperti dilansir radartasik.com dari heritage.kai.id.
Jembatan Cirahong memiliki empat tiang penopang.
Dua tiang tengah terbuat dari besi, sedangkan dua tiang lainnya terdiri dari campuran tembokan semen dan batu. Adapun jarak antara tiang batu dan besi tersebut adalah 8 meter.
Pembangunan fondasi dan pilar batu Jembatan Cirahong dilakukan di bawah pengawasan Pengawas Kelas 1, yaitu E. G. Wijers.
Jembatan Cirahong memiliki bobot total 795 ton, dengan pilar besi seberat 195 ton.